Pengungsi Rohingya di Indonesia menjadi perbincangan setelah seorang pengguna Media Sosial mengunggah konten mengenai porsi nasi mereka. Banyak yang menyayangkan ekspresi wajah merengut pengungsi rohingya, menggambarkan ketidakpuasan terhadap porsi nasi yang dianggap kurang memadai.
Pengungsi Rohingya dituduh tidak bersyukur oleh sebagian netizen, yang menyayangkan keluhan terkait tempat tinggal, makanan, dan pakaian yang telah diberikan. Stigmatisasi pun muncul, menuduh mereka tidak tahu berterima kasih, bahkan ada yang berpendapat semakin dibantu, semakin sombong.
Terkait hal ini, netizen Indonesia yang peduli terhadap kondisi negara sendiri ikut bersuara. Mereka menyoroti fakta bahwa masih banyak warga Indonesia yang mengalami kelaparan dan kekurangan tempat tinggal. Persoalannya pun makin kompleks: bagaimana kita dapat membantu
pengungsi sekaligus tetap memperhatikan
masalah kemanusiaan di dalam negeri?
Pertanyaan sulit muncul: Bagaimana caranya kita membantu pengungsi dengan adil, tanpa melupakan tanggung jawab kita terhadap sesama warga di tanah air? Solusi tampaknya terletak pada pemikiran kreatif
dan solider, di mana bantuan diberikan secara merata, mempertimbangkan
kebutuhan semua pihak, baik pengungsi maupun warga negara Indonesia yang memerlukan perhatian dan bantuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H