Lihat ke Halaman Asli

Auliya Rahma Zain

Mahasiswi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Brawijaya.

Tinggalkan Circle Toxic, Temukan Teman Sejati!

Diperbarui: 15 Agustus 2024   14:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

mommynearest.com

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendirian. Dalam kehidupan sosial, manusia pasti berinteraksi dan berkomunikasi dengan manusia lain yang pada akhirnya mereka bisa saling berteman. Ada pepatah mengatakan bahwa banyak teman banyak rezeki. Melalui pertemanan kita bisa secara mudah mendapatkan pekerjaan, koneksi, pengalaman dan lain sebagainya. Lingkungan pertemanan yang sehat akan memberikan dampak yang positif dan meciptakan rasa kebahagiaan. Namun, bagaimana jika lingkungan pertemanan kalian membuat kalian merasa tidak nyaman dan berdampak negatif alias toxic?

Circle atau pertemanan toxic adalah suatu istilah yang menggambarkan kelompok pertemanan yang memberikan dampak negatif pada anggotanya. Dalam circle toxic, dinamika hubungan biasanya diwarnai oleh perilaku yang merugikan, seperti manipulasi, persaingan yang tidak sehat dan kritik yang berlebihan. Lingkungan pertemanan yang toxic akan menyebabkan anggotanya merasa tertekan, tidak dihargai dan tidak aman secara emosional. Lingkup pertemanan yang seperti ini dapat memberikan dampak yang buruk, yakni dapat mengurangi rasa percaya diri, gangguan kesehatan mental dan terhambatnya perkembangan diri secara pribadi seseorang.

Tidak perlu berekspektasi terlalu tinggi terhadap sebuah hubungan pertemanan karena kenyataannya, semakin banyak teman yang kita miliki, semakin kita menyadari bahwa tidak semua hubungan pertemanan akan tetap bertahan. Terkadang, seseorang yang dulunya dekat dengan kita bisa dengan mudah pergi dan hal ini juga memicu overthinking dan perasaan yang tidak nyaman. Lebih baik fokus terhadap kualitas dibandingkan dengan kuantitas dalam pertemanan, karena memiliki sedikit teman yang benar-benar tulus mendukung dan memahami kita jauh lebih berharga daripada memiliki banyak teman yang manipulatif.

raisingteenstoday.com

Pertemanan toxic dapat menguras energi kita, baik secara emosional maupun secara mental. Dalam hubungan pertemanan yang seperti ini, kita akan merasa terbebani oleh drama, konflik atau perilaku negatif dari orang-orang tersebut. Dalam lingkup pertemanan tersebut akan membuat kita merasa lelah, stress dan terkuras secara psikologis. Energi yang seharusnya kita gunakan untuk hal yang positif malah terkuras habis untuk menghadapi permasalahan yang tidak perlu. Oleh karena itu, penting sekali untuk kita menjaga jarak dari pertemanan yang tidak sehat dan memilih hubungan pertemanan yang memberikan energi positif, dukungan dan kebahagiaan.

Langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup, yakni mencari teman yang berdampak positif bagi kehidupan kita. Teman yang sehat dan mendukung akan memberikan dorongan motivasi, kebahagiaan dan membantu kita dalam pertumbuhan diri secara pribadi. Teman yang sehat akan selalu memberikan dukungan ketika kita sedang menghadapi tantangan, merayakan pencapaian dan selalu menjaga kesehatan mental kita agar tetap stabil.

Meninggalkan pertemanan yang toxic merupakan keputusan yang perlu diambil untuk melindungi diri kita sendiri. Circle toxic akan selalu menguras energi kita, membuat perasaan kita tidak nyaman, stres dan menyebabkan gangguan kesehatan mental. Menjauh dari hubungan seperti itu akan memberikan ruang bagi diri kita sendiri untuk dapat berkembang dan menemukan hubungan yang lebih positif .

Dengan fokus pada kualitas dibandingkan dengan kuantitas dalam pertemanan, kita dapat membangun jaringan sosial yang lebih mendukung, menginspirasi  dan memajukan kehidupan kita ke arah yang lebih baik lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline