Lihat ke Halaman Asli

Auliya Firdaus

Universitas Diponegoro

Mahasiswa KKN Undip Kenalkan Program Peningkatan Inovasi Olahan Ikan untuk MPASI

Diperbarui: 19 Februari 2024   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKN Tim I UNDIP pembinaan kepada warga, Kelurahan Jiwowetan, Kecamatan Wedi, Klaten pada Senin (05/02). (Dok. Pribadi). 

Makanan Pendamping ASI Olahan Ikan 

Jiwowetan, Klaten (13/02) -Sesuai dengan sila terakhir Tri Dharma Pendidikan yaitu pelayanan sosial langsung ke lapangan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat dalam berbagai hal, Universitas Diponegoro menugaskan mahasiswanya melakukan pengabdian kepada masyarakat. 

Mahasiswa KKN Tim I periode 2024 Universitas Diponegoro, Shabriel Auliya Firdaus, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan telah melaksanakan KKN di Desa Jiwo Wetan, Kec. Wedi, Klaten.

Program kerja monodisiplin yaitu "Pemenuhan gizi bayi melalui Olahan Ikan sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI)" untuk memenuhi 3 tujuan Sustainable Development Goals (SDG's) yakni Tanpa Kelaparan, Kehidupan Sehat dan Sejahtera, serta Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Program demo memasak mendorong pencerdasan bagi Ibu-ibu yang memiliki bayi, bersama Biantari Alika Az Zahra, Program Studi Gizi, panduan resep olahan ikan diluncurkan yang mengacu pada pedoman gizi seimbang "Isi Piringku" mengingat memberikan anak makanan yang sehat merupakan masalah yang sangat penting. 

Diketahui dari 36 negara di dunia, 90% anak-anak menderita stunting, salah satu negara tersebut adalah Indonesia. 

Meskipun masalah gizi buruk pada anak telah diatasi dengan berbagai cara, angka stunting masih tetap tinggi, yaitu sebesar 37 persen, menurut data Kementerian Kesehatan pada tahun 2013. 

Siaran pers Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Percepatan Penurunan Stunting 2023 menyatakan prevalensi stunting menyentuh angka 21,6 persen menggunakan data tahun 2022.

Booklet resep olahan ikan yang dibagikan kepada Ibu-ibu Kelurahan Jiwowetan. (Dok.Pribadi).

Risiko stunting mungkin disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang gizi yang cukup sejak bayi. Stunting pada balita berpotensi menurunkan produktivitas dan kualitas sumber daya manusia Indonesia di masa depan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline