Lihat ke Halaman Asli

Menjadi Perempuan Merdeka di Tengah Masyarakat Konservatif

Diperbarui: 18 Desember 2023   10:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menjadi Perempuan Merdeka di Tengah Masyarakat Konservatif


Sejak zaman dulu, perempuan seringkali dipojokkan dan terbatas oleh anggapan-anggapan kolot tentang kodratnya. Masyarakat yang diwarnai unsur patriarki membuat perempuan terkekang dalam peran-peran yang terkesan terbatas: memasak, melayani suami, dan melahirkan. Namun, kisah ini menceritakan bagaimana perempuan berjuang mati-matian untuk mendobrak norma-norma ini, membuktikan bahwa mereka setara dengan laki-laki dalam setiap aspek kehidupan.

Perempuan dan Stereotip Masyarakat Konservatif:

Dalam masyarakat konservatif, stereotip tentang perempuan masih sangat kuat. Mereka sering kali dianggap hanya cocok untuk peran domestik, dan anggapan bahwa mereka kurang kompeten untuk memimpin organisasi struktural masih menjadi pandangan umum. Perempuan seringkali harus menghadapi hambatan dan prasangka saat berusaha untuk meniti karir di dunia profesional, terutama di posisi kepemimpinan.

Tekanan untuk Menikah dan Keterbatasan Peran:

Salah satu tekanan besar yang dialami perempuan di masyarakat konservatif adalah desakan untuk segera menikah. Seolah menjadi perawan tua adalah dosa besar, banyak perempuan merasa terbebani untuk menemukan pasangan hidup secepat mungkin. Selain itu, pandangan bahwa perempuan hanya berperan sebagai ibu rumah tangga dan pengurus keluarga juga masih melekat kuat, mengabaikan potensi dan ambisi perempuan di luar peran domestik tradisional.

Pendidikan Tinggi dan Perjuangan Perempuan:

Anggapan bahwa pendidikan tinggi tidak berguna bagi perempuan masih menjadi halangan besar. Masyarakat konservatif seringkali meremehkan perempuan yang berusaha mengejar gelar akademis tinggi, menganggapnya tidak sesuai dengan "kodrat" perempuan. Namun, banyak perempuan berjuang keras untuk membuktikan bahwa mereka memiliki kemampuan dan keinginan yang sama untuk mendapatkan pendidikan tinggi seperti laki-laki.

Perempuan Memimpin dan Menunjukkan Skill:

Meskipun terdapat resistensi yang kuat, banyak perempuan memutuskan untuk memimpin dan menunjukkan bahwa mereka memiliki kualifikasi dan keahlian yang setara dengan laki-laki. Mereka berjuang untuk mendapatkan posisi kepemimpinan dan memberikan kontribusi signifikan dalam struktur organisasi, membuktikan bahwa perempuan juga mampu mengambil peran yang lebih besar dan kompleks dalam pembangunan masyarakat.

Hak Perempuan untuk Menentukan Pilihan:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline