Lihat ke Halaman Asli

Aulia Zahra Afifah

Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Analisis Kebijakan Ekonomi Politik Internasional Singapura : Taylor Swift

Diperbarui: 5 Juni 2024   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poster Taylor Swift. Foto/https://asia.aegpresents.com/taylorswift gambar

Pada bulan Maret 2024, dunia musik dan industri hiburan dihebohkan dengan berita bahwa Taylor Swift menandatangani kontrak eksklusif dengan pemerintah Singapura untuk menggelar rangkaian konser "The Eras Tour" selama enam hari. Keputusan ini sangat mengejutkan karena Singapura menjadi satu-satunya negara di Asia Tenggara yang akan mengadakan konser tersebut, mengalahkan kota-kota besar lain di wilayah ini.

Kontrak dan Dampak Ekonomi

Kontrak senilai jutaan dolar ini melibatkan subsidi sebesar USD 2-3 juta per konser dari pemerintah Singapura kepada Taylor Swift. Langkah ini merupakan bagian dari upaya negara tersebut untuk menarik penggemar dari berbagai penjuru dunia dan meningkatkan pariwisata. Diharapkan bahwa keputusan ini akan memberikan dorongan signifikan bagi ekonomi lokal, dengan peningkatan pendapatan dari kegiatan terkait konser dan pariwisata.

Menurut penelitian dari LPEM FEB UI, konser Taylor Swift selama enam hari di Singapura diperkirakan akan menciptakan perputaran ekonomi baru bagi Singapura yang setara dengan Rp6,4 triliun. Kontribusi terhadap PDB negara tersebut diproyeksikan mencapai Rp3,9 triliun, sementara tambahan pendapatan rumah tangga pekerja mencapai Rp2,3 triliun. Angka-angka ini menggambarkan dampak ekonomi yang luar biasa dari acara tersebut, termasuk peningkatan pariwisata, penjualan tiket, dan konsumsi di sektor terkait seperti perhotelan dan ritel.

Strategi Ekonomi dan Branding Negara

Upaya nyata dari pemerintah Singapura dalam menginvestasikan dana besar dalam industri hiburan menunjukkan keseriusan mereka dalam mengembangkan sektor ini sebagai bagian dari strategi ekonomi jangka panjang. Ini mencerminkan kepentingan pemerintah dalam membangun industri kreatif dan hiburan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Selain aspek ekonomi, keputusan untuk menjadi tuan rumah konser Taylor Swift juga merupakan bagian dari strategi branding negara. Singapura telah lama berusaha memposisikan dirinya sebagai pusat kegiatan budaya dan hiburan di kawasan Asia Tenggara. Dengan menjadi tuan rumah konser besar seperti ini, Singapura dapat memperkuat citra sebagai destinasi wisata dan pusat hiburan yang dinamis dan berkembang. Langkah ini diharapkan dapat menarik lebih banyak acara internasional serupa di masa depan, meningkatkan profil internasional Singapura sebagai tempat yang harus dikunjungi oleh penggemar musik dan wisatawan global.

Dinamika Persaingan Regional dan Diplomasi Budaya

Keputusan Singapura untuk menjadi tuan rumah eksklusif konser Taylor Swift juga dapat mempengaruhi dinamika persaingan regional. Hal ini dapat memicu negara-negara lain di kawasan untuk meningkatkan upaya mereka dalam menarik acara internasional serupa sebagai bagian dari strategi ekonomi dan diplomasi budaya mereka. Misalnya, negara-negara seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia mungkin akan memperkuat penawaran mereka untuk menjadi tuan rumah acara internasional guna menarik wisatawan dan meningkatkan ekonomi lokal mereka.

Namun, langkah ini juga dapat menimbulkan ketegangan diplomatik. Tanggapan negatif datang dari anggota parlemen Filipina, Joey Salceda, yang menyatakan bahwa kesepakatan eksklusif tersebut bukanlah "hal yang dilakukan oleh negara tetangga yang baik." Hal ini menunjukkan bahwa meskipun keputusan tersebut memiliki dasar ekonomi yang kuat, namun bisa mempengaruhi hubungan bilateral antara Singapura dan negara-negara tetangganya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline