Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | Aku Memilihmu

Diperbarui: 24 Januari 2020   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Aku memilihmu 

Kala itu..

Tatapanya terpaku pada air yang jatuh dari langit. Entah apa yamg menguasai dirinya kini. Rindu dan kenangan. Mungkin itulah yang membuatnya terpaku. Ia rindu menatap rintik yang jatuh dari langit bersama seorang wanita yang ia cintai.Kini pikiraku menjelajah masa lalu. Menembus ruang dan waktu. Dicarinya momen momen yang menyenangkan bersama wanita itu. 

Menatap indahnya Bandung, mengejar kabut di Tebing keraton, bermain bersama bunga bunga yang indah di Lembang, makan pempek tanpa kuah tiap hari, menyapa semua orang di jalan, teriak ketakutan saat ngebut di jalan Pangalengan, menjemput senja di Dago pakar. Ah aku sedang rindu.

Namun, aku sadar, aku bukanlah rumah untuknya lagi. Aku sadar, aku bukanlah kebahagiaan wanita itu lagi. Aku sadar, aku tidak sepintar dan sebaik orang yang mungkin wanita itu cinta. Aku sadar, aku tidak pernah selalu ada untuknya. Aku sadar, aku hanyalah tempat persinggahan kala wanita itu sedih. Tapi, pria itu tetap percaya walau berulang kali dikhianati. 

Pria itu tetap percaya bahwa harapan yang wanita itu akan  diwujudkan. Entah berapa banyak orang yang melemahkanya, aku memilih tuli, aku memilih buta. Aku tidak peduli perkataan orang orang yang berusaha melemahkanya. Aku hanya yakin, hati tidak pernah salah. Aku hanya yakin, wanita itu akan memegang janjinya dan kembali pada peluknya.

Aku tahu, banyak sekali di luar sana hati yang bisa saja menjadi pilihan lain. Namun, sulit sekali rasanya membuka hati untuk orang lain. Sulit sekali rasanya untuk percaya kepada orang lain. 

Sulit sekali rasanya untuk kembali degupan bahagia. Aku takut, seseorang yang aku percaya nanti hanya akan menambah luka di hatinya.Untuk itu aku memilih wanita yang sedang betah berada dipikiranya. Walau wanita itu berulang kali megkhianati perasaanya.

Aku memilihnya atas semua resiko yang aku akan hadapi nanti. Aku memilihnya karna atas dasar apa saja. Baginya, memilihnya selalu dapat memulihkan. Wanita itu adalah obat segala nyeri di sudut hati. 

Walau kadang tidak jarang menjadi sebab mata bergenang air.Barangkali, itulah mengapa sebab ada orang yang bertahan bertahun-tahun. Mengapa ada orang yang betah, meski tak lagi dibutuhkan.

Mengapa ada orang yang sangat keras, meski hatinya berkali kali dihancurkan. Mengapa ada orang yang tetap ingin menetap, meski tak lagi ditatap.Sebab, terkadang cinta lebih kuat dari apapun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline