Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) menyetujui Juluca sebagai salah satu alternatif pengobatan dalam menangani masalah HIV di dunia. Dilansir dari Daily Mail pada hari selasa 21 November lalu. Juluca merupakan hasil inovasi terapi HIV yang memberikan kemudahan dalam perawatan karena tidak terlalu keras dan mudah dalam penggunaanya.
Metode penyembuhan ini disetujui karena dinilai dapat mempertahankan jumlah virus tidak terdeteksi pada pasien yang menggunakan obat antiretroviral (Obat antiretroviral adalah pengobatan untuk perawatan infeksi oleh retrovirus, terutama HIV) secara konsisten. Juluca merupakan sebuah inovasi dengan menggabungkan dua bahan aktif yang sebelumnya telah di setujui oleh FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) untuk mencegah jumlah virus agar tetap berada dalam ambang batas yang tidak terdeteksi dalam keadaan minimum.
Juluca merupakan perkembangan dari pilihan perawatan dalam mengatasi HIV yang bertujuan untuk mengurangi jumlah obat yang dikonsumsi sehingga dapat meminimalisir terjadinya efek samping berlebih bagi orang yang mengidap HIV dengan menekan jumlah virus di dalam tubuh.
Dengan memperbaiki dosis dari dua jenis obat resmi yang dikombinasikan sehingga dapat tersedia bagi pasien yang sudah melaksanakan treatment HIV sedikitnya setelah enam bulan. Terapi ini merupakan yang pertama dari tiga pengobatan yang bersaing dari pengkombinasian dua obat untuk mendapatkan persetujuan FDA setelah berhasil diuji secara klinis.
Dolutegravir and Rilpivirine merupakan dua obat yang dikombinasikan untuk mencegah virus HIV melakukan penggandaan. Biasanya seorang yang mengidap HIV akan menjalani terapi dengan menggunakan sedikitnya satu dari beberapa Obat Antiretroviral. Pengobatan Juluca dinilai lebih berhasil daripada pengobatan sebelumnya karena mampu memperluas kesempatan dan kualitas hidup orang yang terkena HIV.
Memang sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) yang disebabkan oleh HIV (Human immunodeficiency virus). AIDS menjadi salah satu penyebab kematian di dunia yang sangat meresahkan, bahkan AIDS merupakan 1 dari 10 penyebab kematian di seluruh dunia. Pada tahun 2016 UNAids (United Nations Programme untuk HIV/AIDS) merilis jumlah pengidap AIDS sebanyak 36,7 orang dan bisa terus bertambah dengan perilaku sex yang tidak sehat disertai dengan sulitnya penyembuhan yang harus dilakukan.
Juluca dirasa sangat efektif untuk mengatasi HIV dan memberikan kesempatan atau peluang hidup lebih bagi penderitanya. Namun HIV belum bisa disembuhkan oleh karena itu upaya pencegahan adalah hal utama yang harus dilakukan setiap masyarakat di dunia, pencegahan melalui kegiatan sex yang sehat disertai dengan landasan agama yang kuat.
Sex Bebas di era globalisasi sangat memprihatinkan. Jangan sampai karena ingin memuaskan nafsu semata, masa depan hilang dan penderitaan seumur hidup yang dirasakan. Namun dukungan bagi orang yang menderita AIDS harus tetap dilakukan agar mereka tidak merasa diasingkan karena sesungguhnya tidak ada seorangpun yang menginginkan penyakit. Dukungan harus diberikan kepada para peneliti dan yayasan pemerhati HIC/AIDS yang terus berusaha membuat dan mencari cara untuk mengobati AIDS.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H