Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Barbie Hijab Pembawa Pesan Toleransi

Diperbarui: 15 November 2017   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Thumbnail YouTube

Pada Senin kemarin di New York sebuah perusahaan multinasional Amerika Serikat yakni Mattel meluncukan boneka Barbie pertama yang menggunakan hijab. Fenomena tersebut sangatlah menjadi fenomenal yang langka dan terjadi untuk pertama kalinya, seperti yang kita ketahui Barbie merupakan boneka cantik yang memiliki postur idaman para wanita dengan pakaian yang dibuat untuk menonjolkan keindahan dari bentuk tubuh si Barbie.

Namun Mattel ingin membuat terobosan baru di tengah paradigma masyarakat dunia yang memiliki rasa fobia terhadap islam yang sering disebut "islamophobia." Khususnya di negara barat umat Islam sering mendapatkan tindakan diskriminasi dari berbagai pihak yang merupakan dampak rasa trauma yang timbul pasca aksi 9/11 dan aksi terorisme yang terjadi di dunia bahkan saat ini masih sering terdengar isu tentang Islamic State yang sangat meresahkan berbagai negara di dunia.

Ibtihaj Muhammad merupakan pemain anggar muslim berkewarganegaraan AS yang berlaga dalam Olimpiade 2016, dia mengenakan pakaian jilbab di kala mengikuti kompetisi tersebut walaupun pada akhirnya Muhammad mendapatkan bronze medal karena dikalahkan oleh Ccilia Berder atlet dari Perancis. Ibtihaj menjadi atlet Olimpiade yang menggunakan hijab pertama yang mendapatkan medali di Olimpiade kala mewakili kontingen AS.

Atlet anggar tersebut bukanlah atlet yang berdarah barat seutuhnya, melainkan wanita keturunan Afrika-Amerika sehingga tidaklah heran jika melihat warna kulitnya yang gelap. Lahir dari rahim seorang ibu bernama Denise yang merupakan "special education teacher" sekolah menengah pertama sedangkan ayahnya merupakan pensiunan polisi yang bekerja di tempat ia tinggal yakni Kota New Jersey.

Di tengah persepsi bias masyarakat tentang Islam, Muhammad tetap teguh untuk menggunakan hijab dan menjalani aturan agama Islam hingga kedua orang tuanya mencarikan olahraga yang cocok di mana ia bisa menggunakan hijab setiap saat dan anggar menjadi pilihannya. Setalah lulus dari Columbia High School pada 2003 Muhammad melanjutkan studi ke Duke University dan mendapatkan dual bachelors degree dalam studi Hubungan Internasional dan studi mengenai Afrika-Amerika.

Muhammad mulai menggeluti anggar sejak usia 13 tahun di bawah kepelatihan Frank Mustili di Columbia High School. Di akhir tahun 2002 muhammad mengikuti yayasan bergengsi Peter Westbrook Foundation, yakni sebuah program yang menjadikan anggar sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan pemuda yang diaplikasikan untuk melayani masyarakat.

Muhammad mendapatkan beasiswa untuk dapat melanjutkan studi ke Duke University di masa kuliahnya ia menjadi 3-time All America dan Junior Olympic Champion di tahun 2005. Muhammad menjadi anggota dari United States Fencing team sejak tahun 2010. Dan pada tahun 2016 ia menjadi atlet dengan rangking dua di USA dan menjadi rangking delapan di dunia. Dia adalah 5-time Senior World medalist, termasuk World Champion dalam kompetisi kelompok di tahun 2014.

Kini kisah heroik Ibtihaj Muhammad dibuat dalam bentuk boneka Barbie yang menjadi inspirasi bagi seluruh anak-anak di dunia bahwa warna kulit dan agama bukanlah menjadi halangan untuk menjadi yang terbaik dan menjadi seorang juara. Pemain anggar itu kini menjadi simbol atas toleransi dari suatu perbedaan di tengah krisis kemanusiaan yang terjadi. Boneka itu merupakan pembawa pesan perdamaian bagi dunia yaitu setiap perbedaan merupakan bukti dari luas dan indahnya dunia bukan sebagai tembok penghalang untuk memisahkan suatu kelompok yang mengakibatkan sebuah diskriminasi. Kini anak-anak dapat mengerti arti dari toleransi dan menghargai sebuah perbedaan lewat sebuah boneka.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline