Rumah Sakit Kapal, Berlayar Melayani Negeri
Di bawah naungan langit biru dan laut yang luas, armada Rumah Sakit Kapal berlayar memberi pelayanan kesehatan, membawa harapan dan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Indonesia.
Pahlawan nasional Indonesia, Yos Sudarso, 6 dekade yang lalu, meneriakkan "Kobarkan semangat pertempuran", menjelang detik-detik karamnya kapal dalam upayanya menyelamatkan kapal tempur Indonesia di pertempuran laut Arafuru. Kisah ini menjadi momentum inspiratif, perjuangan menjaga kedaulatan negara dan melayani negeri di wilayah kelautan. Perjuangan ini perlu diteruskan oleh generasi Indonesia saat ini untuk terus mengobarkan semangat berjuang dan melayani negeri, terutama di wilayah laut, termasuk pelayanan kesehatan.
Indonesia sebagai negara maritim memiliki 17.001 pulau yang tersebar di seluruh Nusantara. Dari jumlah tersebut sebanyak 6.000 pulau telah berpenghuni dan sisanya masih menjadi pulau yang belum berpenghuni. Salah satu permasalahan di daerah terpencil, sangat terpencil, tertinggal, perbatasan, dan kepulauan (DTPK) terkait keterbatasan terhadap akses dan mutu pelayanan kesehatan. Menjawab tantangan terkait aksesibilitas dan mutu pelayanan kesehatan di daerah tersebut, Kementerian Kesehatan mengembangkan Rumah Sakit Kapal. Rumah Sakit Kapal ini merupakan salah satu bentuk transformasi pelayanan kesehatan yang cocok dikembangkan di Indonesia sebagai negara maritim.
Rumah Sakit Kapal memberikan pelayanan kesehatan yang tidak kalah dengan rumah sakit konvensional, misalnya layanan UGD, rawat jalan, rawat inap, ruang operasi, ICU dan pemeriksaan penunjang diagnostik. Selain itu Rumah Sakit Kapal dilengkapi dengan tenaga medis dan tenaga kesehatan, meliputi dokter, dokter spesialis, perawat, dan tenaga lainnya yang berpengalaman.
Dalam rangka standarisasi penyelenggaraan Rumah Sakit Kapal, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 33 Tahun 2023 tentang Rumah Sakit Kapal. Saat ini sudah ada sepuluh Rumah Sakit Kapal di Indonesia, yaitu RS Kapal KRI dr. Suharso, RS Kapal KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991, RS Kapal KRI dr. Radjiman Wedyodiningrat-992, RS Kapal Gandha Nusantara 1, RS Kapal Gandha Nusantara 2, RS Kapal Ksatria Airlangga, RS Kapal KLM dr. Lie Dharmawan, RS Kapal KDDC dr. Joserizal Jurnalis, RS Kapal Liputan Perkasa Nusa Waluya II, dan RS Kapal Laksamana Malahayati.
Pelayanan Rumah Sakit Kapal menjadi momen bersejarah dan bermakna bagi pasangan muda Muhammad Saflar dan Miftakiah, yang tinggal di daerah perairan Kepulauan Riau. Mengingat terbatasnya fasilitas kesehatan di wilayah itu, dan kondisi ibu yang harus menjalani persalinan sectio caesaria, akhirnya persalinan dilakukan di Rumah Sakit Kapal Liputan Nusa Waluya II di Tanjung Batu, Kepulauan Riau. "Sekarang kami sekeluarga sangat bahagia. Tidak tahu harus bagaimana mengungkapkan rasa syukur ini," ucap Muhammad.
Menjelang 79 tahun Indonesia merdeka, Rumah Sakit Kapal diakui telah mendukung transformasi pelayanan kesehatan. Fasilitas pelayanan kesehatan publik harus mengedepankan keselamatan dan kepuasan masyarakat dengan memberikan pelayanan profesional dan bermutu, menyediakan sarana dan prasarana yang mutakhir sesuai perkembangan teknologi, memiliki SDM yang profesional dan selalu mengembangkan keilmuannya, serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat di daerah DTPK.
Penulis:
dr. Tri Subiantoro, dkk. BBPK Ciloto. Agustus 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H