CEO Facebook Mark Zuckerberg dikabarkan sedang membangun sebuah bunker anti-kiamat di dalam kompleks mahal senilai ratusan juta dollar di Hawaii. Cerita tentang kompleks dan pemiliknya menyebar di antara warga lokal Pulau Kauai, lokasi pembangunan kompleks tersebut. Konstruksi yang dilakukan secara rahasia, termasuk keberadaan bunker anti kiamat itu, menambah unsur misteri pada proyek tersebut. Pulau Kauai sendiri, sebagai pulau tertua dan terkecil di Hawaii, menjadikan lokasi yang menarik untuk properti semacam itu.
Berdasarkan informasi, properti berukuran besar ini dianggap sebagai salah satu aset termahal di dunia. Banyak orang menduga bahwa tempat ini bisa menjadi semacam tempat perlindungan pasca-apokaliptik jika terjadi runtuhnya peradaban.
Meski proyek ini belum sepenuhnya memenuhi harapan warga sekitar, namun secara umum hampir serupa. Rencana konstruksi yang diperoleh dari dokumen publik menggambarkan kompleks yang dibangun Zuckerberg sebagai techno-Xanadu yang mewah, lengkap dengan bunker bawah tanah dan pintu anti ledakan.
Bunker tersebut tidak hanya digunakan dalam keadaan darurat atau saat bencana. Fasilitas ini juga dapat menjadi tempat istirahat untuk keluarga, dengan rencana pembangunan pusat kesehatan yang melibatkan pusat kebugaran, kolam renang, sauna, ruang uap, dan lapangan tenis. Kabarnya, kompleks hunian ini seperti sebuah resort yang tersembunyi dari pandangan dan dilindungi oleh tembok tinggi, serta dijaga keamanannya selama 24 jam.
Tak seorang pun yang bekerja di proyek ini diizinkan untuk berbicara tentang apa yang mereka bangun. Hampir semua orang yang melewati keamanan kompleks-mulai dari tukang kayu, teknisi listrik, hingga petugas keamanan,terikat oleh perjanjian kerahasiaan yang ketat (NDA), menurut beberapa pekerja yang terlibat dalam proyek ini.
Beberapa menganggapnya sebagai langkah wajar mengingat status publik dan informasi sensitif yang dimilikinya, sementara yang lain melihatnya sebagai tanda ketidakpercayaan pada keamanan umum dan sebagai contoh kesenjangan sosial.
Meskipun begitu juru bicara Zuckerberg menegaskan bahwa ini hanya untuk tujuan keamanan pribadi, tindakan tersebut mencerminkan kompleksitas tantangan yang dihadapi individu publik dalam menjaga privasi di era teknologi yang terus berkembang.
Namun, pembangunan kompleks milik Zuckerberg menimbulkan kekhawatiran di kalangan warga sekitar terkait pembatasan pemandangan laut, suara bising akibat truk, dan peningkatan aktivitas yang melibatkan orang asing. Beberapa juga mencatat kurangnya interaksi Zuckerberg dengan tetangga dan kurangnya peninjauan publik untuk proyek tersebut, seharusnya hal itu dilakukan mengingat lokasinya di zona konservasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H