Lihat ke Halaman Asli

Waspada terhadap Dampak Psikologis yang Menyerang Anak-anak Korban Pelecehan Seksual

Diperbarui: 26 April 2024   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dalam beberapa tahun terakhir kasus pelecehan seksual yang menjerat anak-anak semakin meningkat. Anak-anak yang seharusnya menjadi generasi emas di masa depan kelak, telah di rusak oleh oknum-oknum berotak penjahat. Pelecehan seksual yang semakin hari marak terjadi dapat di sebabkan oleh berbagai banyak faktor. Apalagi di zaman modern yang serba tekhnologi saat ini, sebab dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan telekomunikasi menimbulkan banyak sekali konten seksual yang tersebar melalui media elektronik. 

Bahkan di Indonesia sendiri jumlah total kasus pelecehan seksual terhadap anak bervariasi dari berbagai sumber. Pada tahun 2023 terdapat 4.280 kasus kekerasan seksual terhadap anak. Laporan lain menyebutkan pada tahun 2023, terdapat 3.547 kasus kekerasan terhadap anak, dengan kekerasan seksual menjadi jenis pelecehan yang paling banyak terjadi. Namun sumber lain juga mengatakan dalam konteks yang lebih luas, terdapat 20.205 kasus kekerasan terhadap anak di Indonesia pada tahun 2023, seperti dilansir Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA). 

Masih maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak menjadi tanda bahwa kualitas masyarakat kita masih rendah. Masyarakat kita masih sangat membutuhkan pendidikan dan kampanye tentang pelecehan dan kekerasan seksual. Karena tanpa adanya kesadaran masyarakat tentang pelecehan dan kekerasan seksual, maka kejahatan seperti itu tidak akan pernah berhenti menjerat generasi muda Indonesia. 

Disamping itu semua, kita semua harus di tuntut sadar dengan kondisi para korban yang masih usia anak-anak. Anak korban pelecehan dan kekerasan seksual dapat mengalami berbagai dampak psikologis yang buruk. Dampak psikologis tersebut dapat berupa gangguan emosi yang dapat menyebabkan emosi yang tidak stabil dan berdampak pada mood yang memburuk. Lalu juga menimbulkan gangguan perilaku yang cenderung terlihat pada perubahan perilaku korban yang mengarah ke hal yang lebih negatif, seperti malas yang berlebihan dan korban juga rentan mengalami gangguan kognisi yaitu gangguan yang mempengaruhi pola pikir korban sehingga sulit untuk berkonsentrasi, jadi, ketika psikologis korban terkena dampaknya, maka pola pikir korban perlahan-lahan berubah dan mempengaruhi berbagai hal, mulai dari cara berpikir terhadap sesuatu, kestabilan emosi, hingga depresi. Jika para korban tidak di tangani dengan baik, atau lebih memilih diam dan di abaikan, lalu bagaimana nasib anak-anak generasi penerus bangsa ini? 

Hampir sebagian besar korban pelecehan seksual akan mengalami trauma dan depresi, yang mengakibatkan mereka merasa dikucilkan dan ingin menghindar dari keadaan atau kondisi yang tidak di inginkan. Pelecehan dan Kekerasan seksual juga dapat menimbulkan suatu trauma yang mendalam, serta stres yang dialami korban. 

Perlu kita semua ketahui terdapat banyak sekali dampak psikologis yang di alami oleh para korban. Dampak psikologis yang hampir mungkin terjadi pada setiap korban adalah gangguan stres. Korban dapat mengalami stres yang berupa gangguan emosional, goncangan jiwa, dan depresi. Selain itu korban juga mudah terserang kejang, menyakiti diri sendiri, merasa tidak berharga, suka menyendiri, dan menjadi pribadi yang pendiam. 

Sangat di sayang kan masyarakat masih sering menyalahkan para korban, hingga menutup mata dengan tindakan si pelaku. Apalagi ketika mengetahui bahwa korban seorang anak perempuan. Hal seperti itu lah yang membuat korban merasa semakin terpojok dan memilih untuk diam. Korban juga dapat memiliki prasangka yang tidak seimbang, yang dapat menyebabkan gangguan kognitif, sulit fokus, kurang konsentrasi, mudah lupa, sulit mengambil keputusan, dan pikiran berulang. 

Bahkan dampak psikologis yang lebih parahnya adalah korban dapat mengalami depresi hebat, kecemasan yang tidak terkendali, ketakutan berlebih, agresivitas, antisosial, melakukan kekerasan seksual karena ingin balas dendam, keinginan bunuh diri, mengalami gangguan disfungsi seksual, penyimpangan seksual, dan dampak psikologis yang berdampak negatif lainnya. 

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam rangka mengatasi pelecehan seksual terhadap anak, perlu diadakan upaya-upaya yang lebih efektif dan proaktif. Selain melalui pendidikan dan kampanye, perlu juga diadakan perhatian khusus terhadap korban dan masyarakat luas. Dengan demikian, korban dapat menerima bantuan yang lebih baik dan masyarakat dapat lebih sadar dan berpartisipasi dalam mencegah pelecehan seksual terhadap anak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline