Lihat ke Halaman Asli

Aulia Safitri

Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

Peran Pendidikan Berkelanjutan dalam Meningkatkan Profesionalisme Perawat di Masa Depan

Diperbarui: 28 Desember 2024   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Peran perawat sangat penting di dunia kesehatan, ia bagaikan tameng dan garda terdepan bagi pelayanan kesehatan. Para perawat di pelayanan kesehatan tidak hanya memberikan perawatan yang berkualitas kepada pasien, tetapi juga berkontribusi besar dalam proses pencegahan, edukasi dan proses penyembuhan penyakit pada pasien. Praktik keperawatan berorientasi langsung pada tujuan dan adaptasi dengan kebutuhan individu, keluarga, dan komunitas dalam keadaan sakit atau sehat (ANA, 1973 dalam Berman, 2022). Pendidikan formal yang diberikan kepada perawat saat sarjana terkadang masih belum cukup untuk menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan masalah medis pada tahun mendatang, sehingga dibutuhkan pendidikan berkelanjutan atau berpartisipasi berbagai kompetensi untuk dapat meningkatkan skill profesionalisme agar terus dapat memberikan pelayanan yang maksimal dan berkualitas. Dengan meningkatnya kompleksitas penyakit, pesatnya kemajuan teknologi medis, dan ancaman pandemi global, perawat dituntut untuk terus selalu memperbarui perkembangan pengetahuannya untuk memastikan bahwa pelayanan kesehatannya berpusat pada pasien secara holistik yang diberikan secara berkualitas tinggi (Frenk et al., 2010). 

Di tengah-tengah perkembangan zaman dan pesatnya peningkatan revolusi industri 4.0 membuat adaptasi perkembangan terhadap teknologi medis terbarukan muncul berdatangan. Sehingga kita sebagai seorang perawat harus selalu siap untuk menerima dan cepat beradaptasi dengan sumber panduan dan teknologi medis yang terbarukan. Pendidikan berkelanjutan terdiri dari melanjutkan studi belajarnya ataupun mengikuti pelatihan keterampilan profesi untuk meningkatkan serta membangun keterampilan baru bagi mereka (Provo College, 2023). Pentingnya pendidikan berkelanjutan dibuktikan pada salah satu kode etik keperawatan yang dikeluarkan oleh ICN yaitu mempertahankan dan mengembangkan kompetensi dengan pembelajaran yang berkelanjutan, dalam kode etik yang dikeluarkan PPNI juga terdapat poin untuk terus mengembangkan profesi perawat dengan mengikuti kegiatan apapun yang dapat meningkatkan skill profesionalisme. 

Pendidikan berkelanjutan dapat meliputi seperti penguasaan keterampilan klinis, serta peningkatan keterampilan budaya dan sikap kepemimpinan untuk meningkatkan sikap profesionalisme kita sebagai seorang perawat (Provo College, 2023). Dengan mengikuti program pendidikan berkelanjutan, para perawat dapat memanfaatkan pengalaman klinis dan pengetahuan yang baru didapatkan dengan berbasis evidence based serta tetap mengikuti perkembangan yang mutakhir. Menurut artikel American Nurses Credentialing Center (ANCC), mengikuti banyak kegiatan seminar dan pelatihan atau bahkan aktivitas pembelajaran yang berbasis teknologi dapat meningkatkan profesionalisme perawat seperti peningkatan komunikasi, etika, teknik, serta kerja tim. Selain itu, dengan mengikuti perkembangan pembelajaran kesehatan terkini dapat meningkatkan pelayanan kepada pasien menjadi lebih efektif, efisien dan menjadi lebih berkualitas.

Dilansir dari jurnal NCBI, tantangan dari pendidikan berkelanjutan sendiri salah satunya yaitu kurangnya motivasi untuk mengikuti pendidikan berkelanjutan, beberapa penyebab kurangnya motivasi perawat yaitu karena jadwal kerja yang padat, lalu perawat masih melihat tidak adanya manfaat dengan mengikuti program peningkatan kompetensi, mereka juga masih merasakan kurang cukup mampu melakukannya atau minder dengan teman sejawat yang lainnya, serta kebanyakan setiap perawat merasa tekanan lingkungan yang tinggi dan menambah beban pikiran mental ketika melakukan kegiatan tersebut. 

Poin kedua yaitu karena keterbatasan waktu dan kelelahan. Beberapa perawat mungkin merasakan kesulitan untuk membagi waktunya, mereka masih kesulitan dalam membagi waktu untuk bekerja dan mengikuti kegiatan mengembangkan skill kompetensi mereka. Kurangnya dukungan dari institusi kesehatan sendiri seperti tidak diberikan cuti untuk pendidikan, bantuan finansial juga dapat menghambat mereka dalam melanjutkan pendidikan berkelanjutan tersebut (Flinkman, 2010). Seiring kompleksnya penyakit dan minimnya peran perawat profesional di Indonesia akan menambah beban shift bagi perawat yang telah berkompeten.

Poin terakhir yaitu karena keterbatasan keuangan. Mengikuti pendidikan berkelanjutan untuk mengembangkan skill dan pengetahuan tentunya tidak sedikit uang yang dikeluarkan. Pasalnya biaya pendidikan pascasarjana dan program spesialis di Indonesia sangat mahal, kegiatan seperti seminar atau pelatihan juga membutuhkan uang yang tidak sedikit untuk membeli berbagai buku yang mendukung kegiatan tersebut. Dilema mereka mengenai finansial keluarga dan investasi pendidikan juga menjadi bahan utama pertimbangan mereka. Selain beban kerja yang sangat berat, kurangnya dana juga merupakan tantangan yang dirasakan para partisipan (Mlambo M, 2021).

Untuk menangani tantangan diatas, beberapa dapat diatasi yaitu, mengikuti pelatihan atau seminar secara online untuk memberikan efisien waktu. Pemerintah kementerian kesehatan sendiri telah memberikan berbagai jenis pelatihan peningkatan kompetensi yang dapat para perawat ikuti. Selain itu, PPNI juga telah menyiapkan sertifikat-sertifikat pelatihan baik tingkat nasional maupun internasional yang dapat diikuti dan dimanfaatkan dengan baik. PPNI berupaya untuk meningkatkan kompetensi perawat di Indonesia dengan menyiapkan sertifikat kompetensi yang dapat para perawat ikuti dan dapatkan agar perawat nasional dapat bersaing di tingkat internasional khususnya di ASEAN (KEMENKES, 2024). Pemerintah juga telah melampirkan panduan dan kurikulum yang dapat dipelajari oleh para peserta dalam aplikasi SIAKSI, aplikasi tersebut menjadi panduan dan kemudahan serta efisien waktu untuk mengakses dan mengikuti program pelatihan tersebut. Para peserta dapat mengakses aplikasi SIAKSI untuk mengakses penggunaan kurikulum ataupun panduan untuk mempermudah para peserta mempersiapkan pelatihan kompetensi, pelatihan tersebut akan terus diselenggarakan oleh PUSBANGDIKLAT PPNI yang telah terakreditasi A (KEMENKES, 2023). 

Berbagai beasiswa yang dikhususkan untuk menunjang kompetensi perawat sekarang telah banyak yang dibuka, dari pemerintah, organisasi nasional maupun internasional seperti Nursing Scholarship dan American Association of College of Nursing (AACN). Pencarian mendapatkan beasiswa sangat mudah karena kini telah banyak yang telah terbuka, tetapi para perawat harus rajin dan telaten mencari info beasiswa atau dengan privilege relasi yang banyak akan semakin mudah mendapatkan beasiswa. Jadi, tidak ada alasan lagi untuk dapat mengikuti dan meningkatkan skill kompetensi perawat di bidang yang diminatinya.

Pendidikan berkelanjutan dalam keperawatan tentunya menghasilkan dampak yang signifikan terhadap pengetahuan, keterampilan klinis, kepemimpinan, komunikasi, serta kerja tim dengan berbasis evidence based. Namun, tantangan seperti demotivasi, keterbatasan waktu dan dana membuat kendala bagi perawat untuk mengikuti program tersebut. Beberapa resolusi yang diberikan oleh pemerintah maupun organisasi keperawatan tingkat nasional maupun internasional dapat membantu hambatan tersebut. Dengan memanfaatkan fasilitas tersebut, perawat dapat terus meningkatkan kompetensinya dan memberikan pelayanan yang berkualitas yang dapat mengikuti perkembangan zaman.

Profesionalisme Dalam Keperawatan B | Aulia Safitri (2306152784). 

Fakultas Ilmu Keperawatan | Universitas Indonesia | aulia.safitri31@ui.ac.id

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline