Sumber: https://www.gurusiana.id/
Kota Malang, Selain terkenal karena kota pendidikan dan dikelilingi berbagai macam tempat pariwisata, Kota Malang dikenal dengan banyaknya warung kopi yang bertebaran. Hal tersebut bukan tanpa sebab. Para mahasiswa yang menjadikan warung kopi sebagai tempat aktivitas akedemis seperti mengerjakan tugas, berkumpul rapat organisasi ataupun hanya sekedar cangkrukan membahas nasib.
Saat itu masih menjadikan kebiasaan untuk berangkat ngopi pagi sembari mengerjakan tugas akhir skripsi. Setelah sampai di warung kopi, bertemulah saya dengan penjaga warung kopi tersebut bernama bonang. Selain bertugas menjaga warung kopi ia juga merupakan teman yang cukup sering saya ajak berdiskusi ringan. Sampailah tiba ia menanyakan sebuah pertanyaan "bang menurutmu ikhlas itu apa?" lalu saya menjawab "ikhlas adalah ketika anda berbuat baik tapi tidak mengharapkan apa-apa". Bonang pun berkata "dulu sebelum kerja disini bang aku pernah hidup ngegembel di Kota Yogyakarta dan saat itu rambutku gondrong". Sembari ia mengeluarkan handphone dan menunjukkan foto gondrongnya kepada saya.
Bonang berkata setelah menyuruput kopi " aku tidak tau apa itu ikhlas, tapi aku belajar keihlasan dari rambutku bang". Dengan heran aku menanyakan "maksudmu bagaimana Bonang?". Bonang menjawab "dulu aku sangat menyangi rambutku, bertahun-tahun aku merawat sampai panjang, tibalah hari dimana aku mencukur rambutku." Lalu Bonang melanjutkan "tau gak bang apa yang dikatakan tukang cukur saat aku bilang potong rambut". Dengan sedikit penasaran aku pun menyimak. Bonang melanjutkan " tukang cukur itu berkata, apa gak sayang mas rambutnya ini bagus lho". Bonang menjawab " iya pak potongnya sedikit-sedikit saja dulu, nanti saya balik lagi kesini buat cukur lagi." Bonang melanjutkan "rambut ini adalah hal yang kusayangi, kurawat bertahun-tahun, memang bagi orang lain terlihat terkesan sepele tapi bagiku sangat berharga, sedikit demi sedikit aku potong rambutku karena aku tau bahwa keikhlasan memerlukan proses. Itulah yang aku pelajari dari rambut gondrongku bang".
Sembari menyuruput kopi. Aku pun termenung dan membantin " bagaimana orang ini bisa memaknai ikhlas seperti ini. Bagi saya itu adalah salah satu pembelajaran yang sangat berharga. Setelah melewati diskusi lainnya diselingi tawa. Kami pun memutuskan untuk lanjut ke topik inti. Ayo bonang cepat login kita push rank wae.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H