Lihat ke Halaman Asli

Aulia Rahmah

Pelajar sekolah

Mental yang Hancur

Diperbarui: 10 November 2023   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

      Haii semuaaa,, namaku cia, umurku 16 tahun, aku tinggal di daerah bogor, aku mempunyai keluarga yang utuh tapi tidak dengan isiny.

Pada pagi hari aku pergi untuk sarapan, disitu ada kedua orang tua ku, di meja makan mereka tetap saja mempersalahkan soal pekerjaan mereka masing'. Aku sudah selesai makan, aku segera bergegas keluar karna ada satu teman ku yang sudah menunggu, ia bernama Rennav,dia sahabat kecil aku, kita berdua bersekolah yang sama, dan ini hari pertama kita berdua bersekolah di SMA ALEXSANDRA, tetapi aku dan Rennav beda kelas jadi kita bisa bertemu setiap jam istirahat dan jam pulang. 

Bel istirahat berbunyi Rennav mengajak ku ke kantin dengan cara ngechat aku, di situ aku ayok"aj sii hehe,, tapi disisi lain aku terpikirkan akan perkataan ibuku, aku terkejut karena kejutan dari Rennav "Woiii, ngapain lu bengong wkwk" ujar Rennav sambil menepuk punggung ku "ishhh kaget aku lo Renn " ujar ku sambil kaget, "Hehe yaamaaf, yodah yokk jalan' kitaa heee. Bell masuk pun bebunyi  kita pun ke kelas masing',, (skipp pulangnya)kita ber janjian akan tidur bareng di rumah Rennav. 

Malam nya aku sedikit iri dengan keluarga Rennav yang begitu cemara di banding keluarga ku yang sering berantem, ibunya yang sangat baikk sekali dan banyak sekali canda tawa di keluarga ini, andai " temanmu cantik sekali ya nakk" memuji ku sambil tersenyum manis "hehe ibu bisa aja ibu juga cantik loh Buu hee" balas ku sambil tersenyum,,, (skipp beberapa bulan kemudian) aku dapat kabar bahwa ortuku telah bercerai, aku tidak tahu ingin mengikuti ayah atau ibu ku, beberapa minggu kemudian , aku melihat ke tangan ku yang penuh goresan/ yang sering di bilang itu barcode. Aku juga berfikir ingin mengakhiri hidupku yang tidak berguna bagi semua orang dan aku pun mengakhiri hidupku, sahabat kecilku  yang telah mendengar kabar ny itu, dia tidak bisa mengikhlaskan ku,, tapi mau bagai mana lagi ia harus mengikhlaskan ku. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline