Lihat ke Halaman Asli

Mari Menulis

Diperbarui: 26 Juni 2015   05:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Oke, harus saya akui, saya sendiri bukanlah penulis hebat. Saya hanya penulis amatir, tidak pernah memenangkan lomba menulis yang saya ikuti, bahkan banyak tulisan saya yang mandek di tengah jalan.

tapi saya punya prinsip, lebih baik saya membuat tulisan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas yang saya miliki sekarang, daripada tidak menulis sama sekali. Saya tidak perlu menjadi mahasiswa intelektual yang tulisan-tulisannya dimuat di surat kabar. Saya tak perlu memaksakan diri jika saya belum mampu, namun pastinya saya akan terus berusaha.

Menurut Eko Prasetyo, penulis buku fenomenal "Orang Miskin Dilarang Sekolah", menulis memiliki 5 tujuan yaitu ; tulisan menghidupkan kembali harapan-harapan seseorang, tulisan dapat menghidupkan kembali isu-isu dengan emosional, tulisan dapat menciptakan utopia, gagasan-gagasan ideal, tulisan merupakan upaya untuk mengalirkan emosi-emosi kaum pemuda, dan tulisan bisa membawa bekal perubahan. Maka dari itu beliau mengatakan bahwa kita, khususnya mahasiswa, harus menulis, meskipun di tengah kegelapan penguasa.

Saya selalu bertanya apakah untuk disebut sebagai "penulis", tulisan-tulisan harus selalu dimuat di media nasional atau media mainstream, atau haruskah tulisan-tulisan kita itu memiliki bahasa yang berat dan berintelektual tinggi, namun akhirnya saya menemukan jawaban yang saya cari.

Menurut Wisnu Prasetya, mahasiswa Ilmu Komunikasi UGM, yang juga mantan Pemred Pers Mahasiswa UGM Balairung mengatakan, bahwa kita jangan terpaku pada target bahwa tulisan kita harus dimuat di media mainstream, yang notabene ruangnya terbatas, kita bisa menampung tulisan kita lewat blog, atau akun lainnya. Buktinya adalah, Revolusi Mesir yang terjadi baru-baru saja ini, tak lepas dari pergerakan-pergerakan mahasiswa melalui tulisan di sebuah blog. Tulisan-tulisan tersebut memberikan informasi dan menyebarkan jaringan ke seluruh negeri. Maka dari itu, janganlah berpikir bahwa tulisan mahasiswi hijau tidak berimplikasi apa-apa.

Dear Readers

Mari kita menulis. Jikalau belum mampu menembus media nasional, tampunglah aspirasi kita itu, contoh melalui blog. Be consistent, keep writing. Kita bisa ng-tweet atau pasang status di facebook untuk mempublikasikan tulisan kita.

Menulis bisa menambah wawasan, ini beneran loh. Karena ilmu yang kita dapat, kita mampu sebarkan lagi ke khalayak, sehingga kita juga mendapat pandangan-pandangan dari orang-orang yang berbeda yang berlainan.

So, what are you waiting for? Start writing and being consistent! :D




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline