Lihat ke Halaman Asli

Menuju Status "Mahasiswa"

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mahasiswa. Ya, kini saya telah menyandang predikat sebagai seorang mahasiswa. Saya bukan lagi seorang pelajar yang harus mengenakan seragam sesuai dengan peraturan sekolah. Kini sudah bisa dikatakan dewasa, sudah bisa dikatakan pula bebas dari segala peraturan sekolah yang bagi sebagian pelajar terasa sangat menyiksa. Mahasiswa merupakan status bagi lanjutan pendidikan setelah Sekolah Menengah Atas (SMA). Saya diterima sebagai mahasiswa di salah satu perguruan tinggi negeri di Semarang. Perjalanan yang saya lalui untuk bisa mendapatkan status sebagai mahasiswa sangatlah panjang. Perjuangan yang dilakukan pun tak kalah beratnya dengan perjuangan yang dilakukan oleh para pahlawan kita. Mendapati kenyataan gagal dalam Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri tahun 2013, membuat saya bingung menentukan arah dan tujuan untuk selanjutnya. Semuanya menjadi berantakan, tak beraturan. Rasa optimis yang memuncak, kini perlahan surut hilang entah kemana. Sempat berpikir untuk melanjutkan ke perguruan tinggi swasta saja yang ada di kota tempat tinggal saya, namun dorongan dan semangat dari orang tua yang menuntun dan membangkitkan semangat yang tersisa sehingga saya mengikuti serangkaian tes Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri 2013. Menjelang seleksi tersebut, berbagai usaha telah saya lakukan mulai dari mengikuti bimbingan belajar dan berlatih soal-soal. Tak lupa doa selalu saya panjatkan kepada Allah Swt. Setelah serangkaian tes berhasil dilalui yang saya lakukan hanyalah terus berikhtiar, memanjatkan doa agar Allah senantiasa memberikan saya kesempatan untuk membahagiakan kedua orang tua. Pada saat hari pengumuman tiba, meledaklah tangis saya. Bukan tangis karena gagal dalam seleksi, namun tangis bahagia. Segera saja saat itu saya peluk Ibu saya dengan perasaan yang teramat bahagia. Saat itu status sebagai mahasiswa telah saya dapatkan. Perjuangan pun tak berhenti sampai di sini. Kegiatan awal masa orientasi di universitas dirasa sangat menyusahkan. Selama seminggu para mahasiswa baru dituntut untuk mengikuti segala perintah dan aturan dari kakak tingkat. Ya, ini memang cobaan bagi para mahasiswa baru. Namun semua itu berlalu setelah semua kegiatan itu usai. Kini saatnya mengikuti kegiatan perkuliahan yang teramat melelahkan. Awal kuliah memang belum terlalu banyak tugas yang diberikan oleh para dosen. Lambat laun, semua tugas datang bertubi-tubi seakan tak ada rem yang mampu menghentikannya. Begadang kini menjadi hobi baru bagi saya. Mengerjakan tugas hingga larut malam. Saat semua orang sudah terlelap dalam buaian mimpi, saya masih harus berkutat dengan tugas-tugas kuliah. Pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan, bahwa menjadi mahasiswa tak semudah seperti yang dulu saya bayangkan, tetapi semua itu dapat memberikan saya pengalaman dan pelajaran yang dapat dikenang nantinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline