Lihat ke Halaman Asli

Chelsea Menggoyang Belanda

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Memasuki pertengahan musim beberapa prediksi mulai menuju kenyataan. Sejumlah kompetisi elit sepertinya akan “sepakat” untuk melanjutkan hegemoni musim lalu. Lihatlah, Juventus semakin nyaman di Serie A, Bayern Muenchen yang perkasa di Bundesliga, dan Paris St Germain mulai tak tertandingi di Ligue 1. Bolehlah Premier League Inggris dan La liga disebut masih cukup ketat namun tetap didominasi para jagoan lama. Sekarang waktunya kita bergeser ke negeri kincir angin Belanda. Liga kelas satu negeri itu kini dipuncaki oleh klub non-tradisional, Vitesse Arnhem. Lalu dimana Ajax, PSV atau Twente ??

Eredivisie Belanda selama ini identik dengan tiga kekuatan utama: Ajax Amsterdam (32 kali juara), PSV Eindhoven (21), dan Feyenoord Rotterdam (14). Memang pada musim tertentu kadang muncul kejutan semisal saat AZ Alkmaar juara pada 2008-2009 atau Twente sebagai kuda hitam sempurna di musim 2009-2010. Namun hal itu seperti letupan yang terjadi sekali-kali dan bersifat temporer. Di tengah kemapanan klub elit, Vitesse muncul sebagai protagonis musim ini. Klub kuning-hitam ini memimpin klasemen sementara Eredivisie dengan torehan 33 poin hingga pekan ke-16. Vitesse sedang mengalami momen luar biasa dengan streak lima kali kemenangan. Tidak tanggung-tanggung, klub yang bermarkas di Gelredome Stadium ini berhasil mempencundangi lawan terberatnya, Ajax dan PSV, di kandang lawan. Ajax takluk 0-1 lewat gol playmaker Valeri Qasaishvili, sedangkan PSV hancur berantakan di Philips Stadion dengan kekalahan mencolok 2-6!

Sejatinya Vitesse merupakan klub yang beruntung. Pembelian klub oleh konglomerat Georgia, Merab Jordania, di tahun 2010 telah merubah garis tangan klub. Dari klub yang hampir bangkrut di era 1980-an, Vitesse perlahan makin mapan di Eredivisie meski bukan berstatus kandidat juara. Merab Jordania adalah sahabat karib Roman Abramovich, sang pemilik Chelsea nan ambisius. Hubungan baik mereka berujung pada kerjasama antar kedua klub untuk mendapatkan keuntungan masing-masing. Chelsea nan kaya tidak bisa menampung semua pemain yang direkrutnya. Terlebih para pemain muda yang berbakat namun masih mentah. Tujuan jangka pendek Chelsea ala Abramovich jelas tidak mengizinkan proses pematangan pemain di tengah kerasnya liga Inggris. Solusinya, pemain-pemain mentah tersebut dipinjamkan kepada Vitesse yang haus akan bakat muda untuk mengerek prestasi klub. Hingga sejauh ini Vitesse belum pernah mencicipi gelar Eredivisie. Klop¸ akhirnya muncullah nama-nama Nemanja Matic, Patrick van Aanholt, Tomas Kalas, dan Gael Kakuta di rooster Vitesse. The Blues juga mendapatkan keuntungan. Pemain muda terbaik musim lalu, Marco van Ginkel, dapat digondol Chelsea melalui hubungan baik kedua klub.

Musim ini ada enam pemain pinjaman asal Chelsea di skuat Vitesse. Dua diantaranya menjadi sosok tak tersentuh: Lucas Piazon dan Patrick van Aanholt. Piazon menjadi meteor di Eredivisie dengan catatan 8 gol, 7 assist, dan 5 kali man of the match. Sebuah catatan luar biasa bagi pemain berusia 19 tahun yang disebut-sebut sebagai the next Ricardo Kaka. Dialah aktor utama Vitesse saat menghancurkan PSV 6-2 pekan lalu. Sedangkan sang bek kiri, Patrick van Aanholt, sebenarnya adalah “veteran” Chelsea. Pemain keling ini telah direkrut Chelsea sejak 2009 namun kesulitan menembus skuat utama Ancelotti. Setelah beberapa kali dipinjamkan ke sesama klub Premier League, Aanholt sepertinya berjodoh dengan Vitesse. Permainan apiknya musim ini telah membawanya meraih caps pertama timnas Belanda. Skuat der oranje untuk Brazil2014 sepertinya terbuka lebar bagi pemain 23 tahun ini. Pemain Chelsea lain di skuat Vitesse adalah Sam Hutchinson (asal Inggris, 24 tahun), Christian Atsu (Ghana, 21), Cristian Cuevas (Cile, 18), dan Gael Kakuta (Perancis, 22).

Menarik ditunggu kiprah Vitesse Arnhem rasa Chelsea musim ini. Publik Arnhem jelas menunggu momen bersejarah: Vitesse merengkuh trofi Eredivisie untuk pertamakalinya. Konsistensi perfoma dan kelihaian Peter Bosz meracik strategi menjadi sangat penting dalam mengarungi kompetisi yang masih panjang. Bisa jadi kesempatan ini hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. Mumpung Ajax sedang hijau dan PSV sedang kacau!!! ....

O ya perhatikan pula perkembangan sang striker Mike Havenaar, pemuda Belanda yang memilih membela timnas Jepang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline