Lihat ke Halaman Asli

Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Self Efficacy Matematis Siswa Kelas XII MIPA 3 melalui Model PBL

Diperbarui: 23 September 2024   07:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penelitian 

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN SELF EFFICACY MATEMATIS SISWA KELAS XII MIPA 3 SMA MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

RINGKASAN 

Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan dan perkembangan suatu negara. Salah Satu cabang ilmu pendidikan yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari adalah matematika. Faktanya, masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam melakukan pemecahan masalah matemaika. Berdasarkan observasi dan pretest di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta, terlihat bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam melakukan pemecahan masalah matematika. Hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan pemecahan masalah dan kurangnya keyakinan dalam dirinya untuk menyelesaikan permasalahan matematika atau yang biasa disebut self efficacy matematis. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan dalam matematika yaitu model pembelajaran Problem Based Learning. Atas dasar tersebut penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika dan self efficacy matematis siswa melalui pembelajaran problem based learning. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta kelas XII MIPA 3 Tahun Ajaran 2024/2025 yang berjumlah 30 siswa. Data dikumpulkan dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah dan angket self efficacy matematis yang diberikan pada akhir setiap siklus penelitian. Materi yang terlibat adalah dimensi tiga. Indikator Penelitian (1) kemampuan pemecahan masalah matematika pada akhir siklus meningkat, (2) kategori sikap self efficacy matematis meningkat.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran problem based learning terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan self efficacy matematis siswa. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata kemampuan pemecahan masalah dengan skor 56 pada siklus 1 menjadi 82 pada siklus 2, serta peningkatan self efficacy matematis siswa dari 62% pada siklus 1 menjadi 70% pada siklus 2 dan keduanya sudah mencapai kategori baik. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran problem based learning dapat menjadi alternatif model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan self efficacy matematis siswa dalam pembelajaran matematika.

Kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah; Matematika; Penelitian Tindakan Kelas, Problem Based Learning;  Self Efficacy Matematis

LATAR BELAKANG 

Pendidikan mempunyai peran penting dalam pembangunan dan perkembangan suatu negara. Matematika merupakan salah satu cabang ilmu pendidikan yang memiliki peran penting dan wajib untuk diberikan pada setiap jenjang pendidikan. Matematika bukanlah ilmu pengetahuan yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi dengan adanya matematika dapat membantu manusia untuk memahami, menguasai, dan menyelesaikan  permasalahan sehari-hari (Sinaga et al., 2021). The National Council of Teachers of Mathematics (NCTM)  menetapkan ada lima standar yang harus dimiliki oleh siswa yang berhubungan dengan kemampuan matematis, yaitu pemecahan masalah (problem solving), komunikasi (communication), koneksi (connection), penalaran (reasoning), dan representasi (representation) (Morin & Herman, 2022).

Masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam melakukan pemecahan masalah matemaika. Hal ini dapat dilihat dari proses menjawab soal yang belum bisa memahami konteks masalah, merencanakan cara menyelesaikan masalah, menjalankan, dan mengecek hasil pada jawaban soal (Aini dalam Septhiani, 2022). Kemampuan pemecahan masalah yang dimiliki siswa di Indonesia juga tergolong rendah. Scherer & Beckman melakukan penelitian yang hasilnya Indonesia mendapat poin 361,4 dengan menempati peringkat 40 dari 41 negara (Yunitasaria & Zaenurib, 2020). Kurangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika  akan berpengaruh terhadap prestai belajar siswa. Menurut Anshari (2017) kemampuan pemecahan masalah erat kaitannya dengan keyakinan siswa dalam menyelesaikan soal, karena keyakinan yang dimiliki siswa dalam pemecahan masalah akan mempengaruhi hasil belajar siswa, keyakinan ini disebut selfefficacy.

Self-efficacy (efikasi diri) menurut Bandura merupakan kemampuan seseorang untuk menyelesaikan berbagai tugas dengan keyakinan pada saat proses belajar. Self-efficacy mengarah kepada kepercayaan seseorang untuk mengendalikan situasi yang menantang dengan maksud efikasi diri kategori rendah diartikan sebagai ketidakberdayaan, sebaliknya efikasi diri kategori tinggi diartikan sebagai kompetensi dan keberhasilan (Muhammad et al. 2023). Kemampuan pemecahan masalah dan self-efficacy berkorelasi positif yang artinya jika siswa memiliki kemampuan pemecahan masalah yang baik maka mereka juga memiliki self-efficacy yang baik (Damianti & Afriansyah, 2022). Sejalan dengan itu, Jatisunda juga berpendapat bahwa kemampuan pemecahan masalah berkaitan dengan self-efficacy dari seorang siswa, dikarenakan self-efficacy berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan menyelesaikan tugas dan soal-soal pemecahan masalah (Damianti & Afriansyah, 2022).

Berdasarkan hasil dari tes pra siklus kemampuan pemecahan masalah matematika di SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta kelas XII MPA 3 diperoleh bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa masih kurang, dengan nilai rata-rata kemampuan pemecahan masalah 41 dari 100. Pemberian angket pada saat pra siklus juga menunjukkan hasil self-efficacy matematis siswa memeperoleh rata-rata 11 dari 20 poin dan tergolong dalam kategori kurang baik.

Untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan self efficacy matematis siswa diperlukan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran inovatif yang memfasilitasi siswa mengkontruksi pengetahuannya sendiri serta berpusat pada siswa adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Menurut Ibrahim dalam Hosnan, 2014, Pembelajaran berbasis masalah antara lain bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir dan keterampilan pemecahan masalah. Menurut Hasanah et al. (2023) dengan menggunakan model Problem-Based Learning yang didukungan dengan media pembelajaran, maka dapat meningkatkan efikasi diri matematis siswa. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk meningkatan kemampuan pemecahan masalah dan self efficacy matematis siswa kelas XII MIPA 3 SMA Muhammadiyah 3 Yogyakarta Tahun Ajaran 2024/2025 dengan model pembelajaran Problem Based Learning.  

METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline