Lihat ke Halaman Asli

Bahaya Gadget

Diperbarui: 13 November 2024   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Gadget adalahajeieiiwi2nebeheuuehejetestestestesHirarki Kebutuhan Maslow dan Pendidikan Anak

Teori Maslow memberikan kerangka yang sangat berguna bagi para pendidik untuk memahami bahwa motivasi siswa tidak hanya sebatas pada nilai akademik. Ada lapisan-lapisan kebutuhan yang harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum siswa dapat fokus pada pembelajaran.

Kebutuhan Fisiologis: Ini adalah kebutuhan paling dasar seperti makan, minum, tidur, dan kenyamanan fisik. Pastikan siswa dalam kondisi sehat. Program sarapan gratis, pemeriksaan kesehatan berkala, dan lingkungan belajar yang bersih dan sehat dapat membantu proses belajar siswa. Jika seorang siswa merasa lapar atau tidak nyaman, tentu saja konsentrasinya akan terganggu.

 

Kebutuhan Keamanan: Siswa perlu merasa aman di lingkungan sekolah, baik secara fisik maupun emosional. Bullying, diskriminasi, atau lingkungan belajar yang tidak kondusif dapat menghambat proses belajar. Menciptakan lingkungan yang aman ini contohnya bisa mengadakan program anti-bullying dan ciptakan suasana kelas yang inklusif.

Kebutuhan Sosial: Setiap individu, termasuk anak-anak, memiliki kebutuhan untuk diterima dan dicintai. Rasa memiliki dan menjadi bagian dari kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar. Contohnya membangun hubungan yang baik dengan siswa melalui komunikasi yang terbuka dan empati, lalu mengadakan belajar bersama agar dapat menciptakan rasa kebersamaan. 

Kebutuhan Penghargaan: Pengakuan atas prestasi, baik dari guru, teman, maupun orang tua, sangat penting untuk memotivasi siswa. Contohnya seperti ketika anak berhasil mengerjakan suatu pekerjaan rumah, kita sebagai orang tua atau pendidik bisa memberikan reward kepada mereka, agar anak tersebut lebih termotivasi. 

Kebutuhan Aktualisasi Diri: Ini adalah puncak dari hirarki, di mana siswa merasa tertantang untuk mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. Contohnya anak bisa diberi suatu tugas tetapi tetap realistis. Kemudian bisa juga dengan mendukung bakat dan minat anak di luar akademik

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline