Lihat ke Halaman Asli

Aulia Muthiara

Mahasiswa - Universitas Airlangga

Limbah Ampas Tebu: Solusi Berkelanjutan sebagai Karya Seni Kriya

Diperbarui: 8 Juni 2024   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aulia Muthiara

 Dalam era modern di mana populasi manusia terus bertambah dan aktivitas jual beli tebu juga semakin meningkat, pengelolaan limbah ampas tebu telah menjadi salah satu tantangan utama bagi keberlanjutan lingkungan. Limbah ampas tebu terutama yang berasal dari kegiatan jual beli es tebu yang marak ditemui di sejumlah kota, dapat memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan dan ekosistem jika tidak ditangani dengan tepat. Oleh karena itu, penerapan solusi berkelanjutan dalam pengelolaan ampas limbah tebu di tingkat masyarakat menjadi semakin penting.

 Ampas tebu adalah residu berserat yang tersisa setelah ekstraksi nira dari tebu. Biasanya pedagang membuangnya sebagai limbah, tetapi ternyata memiliki sifat yang ekonomis. Tebu merupakan tanaman cepat tumbuh yang dapat dipanen setiap tahun. Hal ini menjadikan ampas tebu sebagai sumber daya terbarukan yang dapat digunakan untuk memproduksi karya seni kriya patung. Limbah ampas tebu ini bisa kita olah menjadi karya seni kriya yang menakjubkan yang memiliki unique selling point dengan bermodalkan berbagai macam bentuk yang dapat kita model sesuai keinginan. Dengan solusi yang berkelanjutan ini kita dapat memanfaatkan limbah ampas tebu menjadi patung yang memiliki nilai daya jual tinggi, sehingga kita dapat menghasilkan karya seni yang dapat membantu UMKM dengan menjual karya tersebut menjadi high quality products sehingga mendapat profit yang tinggi dari hasil penjualan.

 Salah satu contoh hasil dari inovasi ini sendiri adalah siswa SMA 2 LAMONGAN, yang membuat Karya Seni Kriya patung yang mengangkat tema penari tari boran asal Lamongan, Jawa Timur, Indonesia. Inovasi ini telah dilombakan dalam FLS2N 2021. inovasi berkelanjutan ini telah increase dalam production activities, seperti beberapa karya patung yang berhasil dijadikan souvenir dalam beberapa acara besar seperti Karnaval Lamongan 2022. Dalam program ini, menjadikan tujuan utamanya tercapai yaitu mengurangi limbah ampas tebu dengan membuat karya seni kriya patung yang dapat menjadikan sesuatu yang memiliki high selling power. Seperti souvenir dan banyak model patung sehingga dapat dijual dengan nilai jual yang tinggi maka dari itu kita dapat membantu UMKM membuka usaha dengan low capital cost kemudian grow menjadi bisnis berkelanjutan yang menghasilkan high profits sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

Aulia Muthiara

Aulia Muthiara

Untuk mendukung pengelolaan limbah ampas tebu, diperlukan dukungan dari pemerintah, masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya. Pemerintah dapat memberikan  wadah bagi masyarakat yang berpartisipasi dalam program pengolahan limbah ampas tebu. Selain itu, pemerintah juga dapat memberikan insentif lainnya, serta melakukan kampanye edukasi secara berkelanjutan tentang pentingnya pengelolaan limbah ampas tebu yang baik. Selain manfaat lingkungan, pengelolaan limbah ampas tebu juga dapat memberikan dampak sosial yang positif. Keterlibatan masyarakat dalam program-program ini dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab terhadap sumber daya air dan lingkungan sekitar. Hal ini juga dapat mempromosikan interaksi sosial dan membangun rasa kebersamaan di dalam komunitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline