Sekitar tahun 2012 akhir aku mengawali karir di Kota Jakarta, mulai saat itu pula lah aku bersentuhan dengan budaya kerja Jakarta yang Serba Cepat, Keras, Penuh tensi tinggi dan rawan Stress. Tapi ditengah semua tuntutan itu Jakarta berhasil membentuk diriku menjadi lebih baik secara skill dan intuisi bisnis. Akhirnya tahun 2018 aku memutuskan balik ke Semarang dan mulai menjalani bisnis sendiri bersama beberapa kolega. Ingin suasana yang lebih tenang serta dekat dengan keluarga merupakan salah satu motivasiku.
Bisnis yang kujalani saat ini dibidang software house alias bergerak dibidang pembuatan software seperti aplikasi mobile, website, sistem informasi dan juga Digital Marketing. Hal yang menarik saat akan mengawali bisnis ini adalah ketika harus mencari partner atau boleh dibilang Cofounder, maka langkah pertama yang kulakukan saat itu adalah mencari komunitas, kebetulan saat itu di Semarang ada lokasi kumpul kumpul komunitas yang diinisiasi oleh Pemkot Semarang yaitu Semarang Digital Kreatif. Setelah bertemu dan berkumpul dengan beberapa komunitas inilah kemudian aku menemukan beberapa partner bisnis, tidak mudah awalnya meyakinkan orang-orang asing untuk diajak bisnis bareng, tapi setelah berjalan komunikasi beberapa bulan, akhirnya bisa juga menemukan partner tim yang pas. singkat cerita mulailah berjalan bisnisku ini.
Langkah pertama yang harus dijalankan adalah menyiapkan SDM yang mendukung, terutama Programmer yang handal. Pada titik inilah aku menemukan bahwa kerja secara remote menjadi hal yang layak untuk dicoba, ya karena pada prinsispnya beberapa Programmer yang akhirnya terlibat lebih senang untuk kerja Remote, anak-anak yang ku rekrut ini posisinya tinggal di sebuah pondok di daerah Gunung Pati sana, sedangkan aku dan partner tadi berada di tengah kota Semarang, deal... akhirnya proses kerja remote ini berjalan. Sambil tetap kumonitor prosesnya.
Hal kedua yang mesti disiapkan adalah rekening bank untuk bisnis, karena belum memiliki badan hukum legal, maka kami berdua yang berpartner dalam bisnis ini mengupayakan mencari jalan tengah untuk rekening yang akan dipakai, yaitu membuka rekening Joint Account atas nama bersama dua orang, setelah mencari berbagai referensi pilihan kami jatuh pada Bank BCA.
Kenapa kami memilih bank BCA karena proses pembukaan rekening yang simpel, apalagi kami berdua juga boleh dibilang adalah bagian dari Generasi Simpel, yang nggak mau ribet-ribet, pokoknya beres dengan cepat dan bisnis segera jalan. Kami akhirnya membuka rekening BCA di kantor cabang Pandanaran Semarang, saat pembukaan rekening itu juga akhirnya kami menyiapkan akun untuk Mobile banking yang nantinya bisa diakses melalui aplikasi BCA Mobile. Saat menyiapkan aplikasi ini juga kami diberi tahu bahwa dengan BCA Mobile bisa tarik tunai atau setor tunai tanpa menggunakan kartu ATM, wuih canggih juga pikirku saat itu.
Bisnis kami pun mulai berjalan dan client mulai berdatangan, rata-rata berupa permintaan pembuatan website atau aplikasi android. Sejak menjalankan bisnis ini semua tagihan dan transaksi berjalan cashless, bahkan cardless karena dukungan BCA Mobile tadi, buku tabungan ama kartu ATM kusimpan di buku Agenda saja. yuhu.. ini mungkin yang dibilang BCACardless, ketika akan menarik uang tunai untuk keperluan operasional, tinggal buka menu cardless yang ada di mobile banking dan pilih menu tarik tunai, maka akan dapat kode untuk transaksi di ATM, beneran tanpa kartu.
Berkaitan dengan Tagihan atau Invoice kukirim ke client via Email dan pembayaran langsung ke rekening bank, buat beli domain, layanan hosting atau sewa server juga tinggal transfer entah itu menggunakan virtual account atau transfer bank biasa. Salah satu hal yang menakjubkan adalah di industri ini ternyata aku bisa mendapatkan client dari Luar Kota Semarang dan mereka percaya dengan layanan yang kami berikan. Tak kurang Client dari Jakarta, Palembang, Pati, Medan bahkan sampai ada yang dari Maluku, dan dengan teknologi dukungan bank tadi proses bisnis bisa berjalan, cash flow jalan. Meeting bisa dilakukan secara online via Skype atau Google Hangout, komunikasi via Whatsapp, Telegram atau Email, koordinasi internal tim yang remote tadi dilakukan dengan Trello. Benar-benar manfaat dari Teknologi kurasakan dalam mendukung kerja semacam ini.
Ketika akan membayar gaji untuk tim dan para programmer, awalnya aku menemukan titik pusing yang lain, rekening bank yang digunakan berbeda beda, atas dukungan pihak ketiga seperti Flip yang bekerjasama dengan BCA, proses ini juga menjadi begitu mudah. Aku tinggal membayar ke rekening Flip BCA dan gaji langsung terkirim atau disbursement ke seluruh tim. Di Era sekarang ini memang semua proses harus dibikin Simpel, yang penting bisnis jalan dan dapet cuan itu yang penting.
Cerita menarik lain, suatu saat aku lupa menaruh buku agenda yang didalamnya ada buku tabungan dan ATM , aku nggak ngeh sama sekali kalau buku itu ilang entah dimana, sadarnya itu sekitar satu bulan setelah aku terakhir meeting yang memerlukan buku agenda itu karena ketemuan offline, karena udah terbiasa pakai BCA Mobile semua transaksi keuangan kantor tetep aja jalan dengan normal selama itu, setelah kelimpungan kesana kemari nggak ketemu, akhirnya ngurus surat kehilangan polisi dan pas ke Bank buat ngurus, ditanyain ama CS Bank BCA, "kapan terakhir tarik uang dengan kartu ATM atau transaksi dengan kartu ATM?" kujawab aja lupa mas, hampir nggak pernah pakai kartu ATM lagi sih sejak awal buka rekening, paling cek saldo aja pertama kali, mas mas CS yang nglayani hanya tersenyum kecil, aku pun juga tertawa.. ha..ha.. dasar generasi simpel BCA Cardless
Ketika hampir setahun aku menjalankan bisnis dengan tim dan client yang terkoordinasi secara remote, ada beberapa hal yang menurutku bisa diambil pelajaran kenapa kerja remote adalah salah satu pola kerja masa depan yang disenangi oleh anak-anak muda sekarang, antara lain :
1. Bebas Macet