Hari ini dunia sedang dihebohkan oleh sebuah pandemi bernama Covid-19, yaitu sebuah virus mematikan yang memiliki tingkat penularan tinggi. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah dari berbagai negara yang terkena dampak darinya, mulai dari social distancing dan work from home (WFH) bagi mereka yang pekerjaannya bisa WFH. Dilansir dari Kompas.com yang menyatakan bahwa Covid-19 ini bukanlah hasil dari rekayasa genetika, melainkan sebuah epidemi alami yang ditularkan oleh musang, unta, kelelawar, dsb.
Sejatinya virus merupakan sebuah mikroorganisme, yaitu organisme kecil yang hanya mampu dilihat melalui media mikroskopik. Sebagai sebuah makhluk hidup, virus pun tentu mampu melakukan evolusi sebagaimana makhluk hidup yang lain. Namun dalam sejarah evolusi, makhluk hidup nyaris tidak pernah melakukan evolusi kecuali ketika ia dihadapkan dengan kondisi tertentu yang mengharuskannya untuk berevolusi. Mengingat sebelum menjangkit kepada manusia, virus Covid-19 hanya berinangkan pada hewan seperti kelelawar, trenggiling, dan sebagainya.
Akibat adanya penyebaran virus yang sangat cepat angka kematian diberbagai negara meningkat. Bahkan tak sedikit juga dari tenaga medis menjadi korban dari virus ini hingga menyebabkan kematian. Inilah permasalahan yang dihadapi dunia saat ini. Pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan social distancing dan work from home (WFH) bagi mereka yang pekerjaannya bisa WFH.
Jangan berkeliaran dengan segala kegiatan seperti yang umumnya dahulu dilakukan, kecuali para pekerja kebutuhan pokok, petugas kebersihan, dan petugas medis. Kebijkaan tersebut dibuat untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19 mulai dari pertengahan bulan Maret 2020 hingga saat ini. Akibat adanya kebijakan tersebut tak hanya perekonomian Indonesia saja yang terdampak namun di bidang pendidikan pun juga terdampak.
Dengan adanya kebijakan social distancing dan WFH yang diterapkan pemerintah Kabupaten Jember pun telah menerapkan sistem belajar dirumah.
Dari kebijakan pemerintah yang mengharuskan para siswa belajar dirumah Universitas Jember mengadakan progam KKN Back To Village tahun 2020 yang telah dilaksanakan mulai 1 Juli 2020 hingga 14 Agustus 2020. KKN ini dilaksanakan di desa masing-masing peserta KKN, Desa Tegal Besar adalah salah satu desa yang saya pilih untuk melaksankan kegiatan KKN Back To Village yang diselenggarakan Universitas Jember dengan tematik Progam Inovasi Pendukung Pembelajaran Anak Sekolah Saat Covid-19.
Desa Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember merupakan desa yang pendidikannya mayoritas sudah menggunakan sistem daring (online), namun masih ada beberapa yang offline/tidak mengenal teknologi. Sasaran yang saya pilih untuk progam ini adalah Ibu Wiwin Andrianingsid, S.Pd selaku guru SMK Madinatul Ulum Cangkring Jenggawah, Ibu Novi Riana Sari, S.E selaku Wali Murid dan beberapa siswa SD yang terdampak dari adanya social distancing dan WFH.
Hasil dari analisis yang saya lakukan di Pemukiman Gang Trobosan memiliki beberapa keluhan/permasalahan ialah; (1) Media yang digunakan ibu Wiwin untuk mengajar siswanya selama pandemi ini hanya menggunakan via Whatsapp saja; (2) Keluhan ibu Novi selaku wali murid, anak-anak cenderung di dalam rumah saja dan terus menerus bermain handphone; (3) Keluhan dari beberapa siswa SD, tidak banyak kegiatan yang mereka lakukan selama pandemi ini.
Dari keluhan/permasalahan yang saya dapat, saya memiliki Progam Kerja yang akan saya laksanakan selama KKN Back To Village yaitu; (1) Memberikan Inovasi pada guru untuk mengajar melalui aplikasi ZOOM, (2) Memberi arahan pada wali murid untuk melakukan berbagai macam kegiatan untuk mengisi waktu luang; (3) Memberi kegiatan pada beberapa siswa untuk membuat kerajinan tangan daur ulang dari barang bekas.
Dengan adanya inovasi ini diharapkan dapat membantu sasaran untuk melaksanakan kegiatan di masa social distancing dan WFH ini. Tahapan yang dilakukan untuk program kerja ini sebagai berikut;
Progam Kerja ini dimulai sejak penerjunan mahasiswa KKN Back To Village yaitu sejak 1 Juli 2020. Kegiatan minggu pertama dimulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada di Pemukiman Gang Trobosan Desa Tegal Besar Kecamatan Kaliwates Jember. Kegiatan minggu kedua yaitu, mencari barang-barang bekas yang dapat di daur ulang, menghubungi ibu Wiwin untuk menjadwalkan pertemuan minggu ini, bertemu dengan para siswa SD untuk mengenalkan barang-barang bekas yang dapat di daur ulang, bertemu dengan ibu Wiwin untuk mengenalkan dan manfaat aplikasi Zoom untuk siswanya.