Lihat ke Halaman Asli

Cari Perhatian Fadli Zon Serang Menteri Desa dan Gubernur DKI

Diperbarui: 12 April 2016   15:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Iri, dengki, sombong, tamak sudah menjadi sifat alami seorang manusia, bahwa ketika seseorang tidak bisa mencapai akan suatu keinginan yang diinginkannya sifat-sifat tersebut akan muncul dengan sendirinya. Bagi seseorang yang kuat dalam mengendalikan sifat emosionalnya, sifat-sifat tersebut pasti dapat dikendalikan sehingga muncul sifat sabar tetapi sebaliknya jika tidak kuat mengendalikan sifat-sifat tersebut pasti akan keluar.

Hal ini sangat persis dengan Fadli Zon belakangan ini, “mungkin” karena dia atau anak buahnya tidak lolos menjadi salah satu pendamping desa yang tahun kemarin di diadakan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi belakangan ini meluapkan kekesalannya melalui media dengan cara menuding perekrutan Pendamping Desa ada kaitannya dengan kepentingan partai tertentu.

Tudingan tersebut lantas dibantah tegas oleh Menteri Desa Marwan, perekrutan pendamping desa diawasi ketat dan perekrutan dilakukan terbuka melalui media online, sehingga masyarakat dapat memantau dan mengawasi jalannya perekrutan pendamping desa tersebut.

Selain menyenggol Menteri Desa, Fadli Zon juga menyenggol Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok ditantang Fadli Zon, untuk berdebat soal kasus dugaan korupsi pengalihan lahan RS Sumber Waras yang diduga melibatkan sang gubernur.

Tentu masyarakat lebih tahu dan bisa menilai apa maksut dari tindakan Fadli Zon belakangan ini kalau bukan sebatas mencari perhatian dan simpati masyarakat semata. Masyarakat lebih tahu dan lebih faham dengan pola tingkah laku seseorang seperti ini.

Sebagai salah seorang pemimpin seperti Fadli Zon ini yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR, sudah seharusnya tidak  mudah melemparkan statemen-statemen pedas tanpa bukti yang jelas. Seorang pemimpin itu harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat bukan malah memberi contoh yang buruk dengan melemparkan fitnah-fitnah tanpa dasar.

Masyarakat Indonesia bukan lagi anak TK yang mudah dibohongi, tetapi masyarakat Indonesia sudah bisa membedakan pemimpin mana yang cari sensasi dan pemimpin mana yang mementingkan kepentingan rakayat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline