Lihat ke Halaman Asli

Berpikir Apresiatif untuk Membangun Nasionalisme pada Kalangan Pemuda

Diperbarui: 14 Oktober 2024   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nasionalisme 

Merupakan pondasi penting dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Di tengah arus globalisasi dan perubahan sosial yang cepat, nilai-nilai nasionalisme di kalangan pemuda sering kali terabaikan. Salah satu pendekatan yang relevan untuk memperkuat nasionalisme adalah dengan berpikir apresiatif, yang berfokus pada menghargai hal-hal positif dan potensi yang ada dalam diri bangsa. 

Apa itu Berpikir Apresiatif?

Berpikir apresiatif adalah pendekatan yang menekankan pada pengakuan dan penghargaan terhadap hal-hal positif, baik dalam individu, kelompok, maupun masyarakat. Berbeda dengan pendekatan yang cenderung mencari kekurangan atau masalah, berpikir apresiatif bertujuan untuk membangun optimisme dan kreativitas dalam menghadapi tantangan. Dalam konteks nasionalisme, berpikir apresiatif mendorong pemuda untuk melihat potensi bangsa, sejarah, dan budaya dengan pandangan yang positif.

Mengapa Pemuda Harus Berpikir Apresiatif?

Pemuda merupakan motor penggerak perubahan di suatu bangsa. Oleh karena itu, memiliki pemuda yang mampu berpikir apresiatif akan berperan penting dalam menciptakan semangat nasionalisme yang kuat. Ketika pemuda mampu menghargai nilai-nilai kebangsaan, sejarah perjuangan bangsa, serta potensi yang ada, mereka akan lebih bersemangat dalam menjaga dan membangun masa depan negara. Pemikiran yang apresiatif juga mendorong kerja sama, solidaritas, dan kebanggaan terhadap identitas nasional.

Membangun Nasionalisme Melalui Berpikir Apresiatif

Pemuda dapat membangun nasionalisme melalui beberapa cara, di antaranya:

1. Menghargai Keberagaman

Salah satu kekuatan bangsa Indonesia adalah keberagamannya. Melalui berpikir apresiatif, pemuda dapat lebih menghargai perbedaan suku, agama, dan budaya sebagai kekayaan bangsa, bukan sebagai penghalang persatuan.

2. Mengenal dan Mengapresiasi Sejarah Bangsa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline