Lihat ke Halaman Asli

Mengulang Kembali Apa Itu Khalaf

Diperbarui: 11 Desember 2023   22:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebelum memasuki sejarah khalaf, alangkah baiknya kita mengetahui tentang khalaf itu sendiri. Khalaf adalah generasi yang datang setelah generasi salaf dan hidup pada tahun setelah tahun 300 Hijriah sampai saat ini. Jadi bisa dibilang khalaf merupakan pelestarian ajaran para ulama' yang sudah ada sejak berabad abad lalu. Sedangkan secara istilah khalaf di artikan sebagai jalan para ulama' modern, meskipun tidak semua ulama' modern mengikuti jalan ini.

Kata Khalaf biasanya ditujukan pada ulama yang lahir setelah abad III H, namun hanya untuk para ulama yang bertolak belakang dengan ulama salaf. Ciri yang menonjol dari Khalaf adalah pernakwilan terhadap sifat-sifat Tuhan yang serupa dengan makhluk pada pengertian yang sesuai dengan ketinggian dan kesucian-Nya.
Tokoh tokoh aliran Khalaf ada 2, yaitu :

1. Imam Al-Asy'ari
Beliau lahir di Bashrah pada tahun 260 H/ 876 M. Pada awalnya beliau menganut faham mu'tazilah, namun ketika beliau berusia 40 tahun, beliau memutuskan meninggalkan faham mu'tazilah dan membuat alirannya sendiri, yaitu aliran Khalaf, hal yang melatarbelakangi beliau membuat aliran sendiri yaitu karena beliau mengaku pernah bermimpi Rasulullah sebanyak 3 kali pada malam ke 10, malam ke 20, bahkan malam ke 30 pada bulan ramadhan, dalam mimpinya itu beliau mengatakan bahwasanya Rasulullah menyuruhnya untuk meninggalkan faham mu'tazilah dan membela faham yang diriwayatkan oleh beliau.

2. Al-Maturidi
Nama asli beliau adalah Abu Mansur Al-Maturidi, beliau dilahirkan di Maturid, sebuah kota kecil di Samarkand, tidak ada yang tau pasti kapan beliau di lahirkan, namun di perkirakan pada pertengahan abad ke 3 H, beliau wafat pada tahun 333 H/944 M.
Pendidikan beliau lebih condong kepada bidang teologi daripada fiqh, hal ini dilakukan untuk memperkuat pengetahuan dalam menghadapi faham teologi yang banyak berkembang di masyarakat namun tidak sesuai dengan kaidah yang benar menurut akal dan syarat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline