Lihat ke Halaman Asli

Produk Tak Diterima Konsumen, Perencanaan Produk Gagal?

Diperbarui: 28 Juni 2021   21:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Perencanaan produk menjadi hal yang penting dalam membuat sebuah produk yang baru baik itu produk yang baru diciptakan, turunan produk yang ada, perbaikan produk yang sudah ada maupun produk yang memang baru diciptakan yang belum terpikirkan oleh kebanyakan masyarakat. 

Perencanaan produk menjadi penting karena dapat menjadikan sebuah peluang bisnis baru agar produk yang diciptakannya mampu bersaing di pasar. Oleh karena itu, perencanaan produk perlu mempertimbangkan berbagai aspek seperti kebutuhan konsumen, segmentasi pasar, trend pasar, serta informasi pasar. 

Adanya perkembangan teknologi pun dapat merubah dan mendorong perencanaan produk yang lebih berkembang sehingga produk yang diciptakan tidak menyia-nyiakan peluang.

Berbicara mengenai perencanaan produk, dewasa ini banyak sekali inovasi yang berkembang seiring perkembangan zaman. Baik itu produk baru, turunan, perbaikan maupun produk yang benar-benar baru. Sudah banyak sekali produk yang bermunculan, namun yang membedakan adalah apakah produk tersebut mampu bersaing dengan pesaing lainnya dan mampu merebut pangsa pasar atau tidak. Sekarang ini banyak dijumpai pengembangan produk baru yang menjadi tren. 

Sebut saja tren makanan dan minuman yang sering kita jumpai. Banyak dari pengembang produk yang memanfaatkan peluang pasar menjadi bagiannya untuk berbisnis. Sebut saja minuman yang banyak digandrungi kaum milenial sekarang yaitu teh susu dengan merek Thai Tea. Karena minuman ini laku dipasaran, maka banyak pesaing yang mengikuti untuk mengembangkan produk minuman baru dengan merek mereka sendiri. 

Misalnya saja Chatime dengan basic yang sama berupa minumen teh susu, namun dalam menciptakan produk ini Chatime memiliki keunikan sendiri yaitu berupa boba sejenis mutiara yang terbuat dari tapioca. Sehingga keunikan inilah yang membuat Chatime mampu menarik hati konsumen dan membuatnya meledak dipasaran. 

Pengembangan produk ini menjadi salah satu keberhasilannya dalam menarik pasar karena mereka mampu menangkap peluang dan membaca pasar. Namun disisi lain, banyak sekali produk baru yang justru gagal menangkap pasar yang mengakibatkan tak mampu bertahan dipasaran. Misalnya saja minuman seperti coca cola, sprite siapa yang tak kenal merek minuman bersoda tersebut. 

Minuman bersoda tersebut selama ini memanglah merajai pasar. Siapa sangka tahun 2003an terdapat produk yang hampir mirip yaitu produk finto, koka kola, dan sparata. Minuman soda KW ini ternyata pernah menjadi primadona pada masanya. Hal ini dikarenakan harganya yang murah, berbentuk sachet sehingga banyak disukai anak-anak. 

Namun bersinarnya produk ini tak berlangsung lama dan kalah dengan produk asli coca cola, sprite, dan Fanta yang lebih banyak dijual dengan kemasan botol yang siap minum. Sehingga produk-produk tersebut sekarang hilang dipasaran. Hal ini karena, produk minuman soda KW tersebut kurang melihat potensi pasar dan juga kebutuhan konsumen. Konsumen akan cenderung memilih produk yang siap minum untuk bisa langsung melepas dahaga dan dapat dibawa kemana-mana tanpa harus menyeduhnya terlebih dahulu. Inilah yang membuat produk soda asli tetap bertahan di tengah masyarakat.

Adanya pengetahuan dan kesesuaian kebutuhan konsumen dan peluang pasar terhadap perencanaan produk membuat produk akan mampu lebih bisa bertahan lebih lama. Hal ini dikarenakan konsumen akan lebih memilih produk yang sesuai kebutuhannya, sehingga peluang ini selalu muncul dalam setiap pemasaran produk-produk baru. 

Potensi, peluang dan kebutuhan ini tak hanya dilihat dalam jangka pendek saja namun dilakukan secara jangka panjang. Apakah produk tersebut masih relevan di masa yang akan datang atau hanya disaat itu saja. Hal ini tentu untuk menentukan seberapa besar peluang dan kekuatan yang dimiliki oleh produk baru agar produknya mampu bertahan secara berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline