Lihat ke Halaman Asli

aulia insyra

mahasiswa KKN

KKN Tematik UPI 2021: Perubahan Gaya Hidup di Masa Pandemi Anak Sekolah Dasar Dibiasakan Menggunakan Smartphone?

Diperbarui: 27 Juli 2021   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Gadget merupakan sebuah alat elektronik yang dapat memuat banyak hal canggih. Gadget ini lain dengan alat elektronik lainnya, banyak element-element berbeda yang membuat gadget ini lebih menarik. Didalamnya banyak sekali aplikasi yang semakin hari semakin ber-aneka ragam mengikuti perkembangan zaman. Hampir 24/7 manusia dihabiskan dengan menggunakan gadget ini. Hampir semua kalangan menggunakannya; dewasa,remaja bahkan anak-anak pun memakai gadget ini. Gadget menjadi sebuah kebutuhan pokok dimasa seperti ini.

Seperti dimasa pandemi seperti ini, gadget adalah hal yang dibutuhkan untuk membantu pekerjaan bahkan urusan sekolah. Hambatan tidak bisa bekerja atau bersekolah disebabkan membatasi penyebaran virus covid-19 ini, menjadikan gadget ini  solusi utama untuk menggantikan kebiasaan saat masa sebelum pandemi. Namun penggunaanya tetap dibatasi yakni hanya 1 jam dari total keseluruhan penggunaan gadget yang baik untuk anak. Karena waktu sekolah anak yang lumayan lama, peran orangtua disini cukup memantau saja dengan upaya meminimalisir dampak negatif penggunaan gadget.

Beragam dampak pada anak yang tergila-gila dengan gadget, nyatanya berpengaruh langsung pada mental dan perkembangan anak, hingga anak beranjak dewasa. Anak sebisa mungkin dapat diminimalisir dari adanya screen addict. Screen addict yang dimaksud merupakan sebuah kecandauan menatap layar, baik ponsel, televisi atau media eletronik lainnya. Gadget memang bermanfaat untuk perkembangan anak, namun masih dalam batas tidak boleh berlebihan. Tontonan yang berlebihan dapat memicu anak jadi kurang memiliki rasa empati dan simpati kepada lingkungan sosial.
Dari hal tersebut dapat menimbulkan masalah mental dan perubahan perilaku hingga depresi. Seorang anak dapat memiliki sikap agresif dan menjadi mudah tersinggung contohnya ketika orangtua tidak memberikan akses untuk menggunakan gadget. Lingkungan eksternal juga dapat mempengaruhi keterampilan lainnya, seperti dalam hal menahan diri, mengendalikan emosi dan berpikir secara logis. Padahal, keterampian tersebut merupakan hal yang dasar untuk membentuk awal kesuksesan di masa depan.

Dari beberapa hal tersebut dapat pula berkembang menjadi berbagai masalah mental, seperti kecemasan, kesepian, menutup diri, perubahan suasana hati hingga depresi. Paparan terhadap gadget juga dapat meningkatkan risiko  ADHD atau attention deficit hyperactivity disorder adalah gangguan mental yang menyebabkan seorang anak sulit memusatkan perhatian, serta memiliki perilaku impulsif dan hiperaktif dan autisme pada anak.
Beberapa dampak tersebut dapat diatasi anatara lain dengan peran orang tua, yang dapat membatasi pergerakan anak dalam menggunaan gadget, atau menyempatklan waktu berharga dengan anak-anak dengan menjadwal tontonan bersama atau bermain bersama.

Tidak perlu risau dengan adanya tuntutan jaman sekarang dengan menghambat perkembangan anak dari gadget. Orang tua memiliki peran untuk membentuk hubungan dan mental anak.  Ketika anak sudah bisa di kontrol di rumah, mereka akan lebih siap menghadapi perkembangan jaman pada era sekarang ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline