Bahasa sangat berhubungan dengan sosial kita, dengan kita menguasai bahasa dapat mempermudah dalam hal berkomunikasi. Apakah yang dimaksud dengan bahasa itu? Menurut Kridalaksa dan Djoko Kentjono bahasa adalah sistem lambing bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para aggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri. Menurut Simanjutak dalam jurnal milik Nurilam Harianja, bahasa adalah suatu sistem kognitif manusia (yang diatur oleh rumus-rumus) yang unik yang dapat dimanipulasi oleh manusia untuk menghasilkan (menerbitkan) sejumlah kalimat bahasa linguistik yang tidak terbatas jumlahnya berdasarkan unsur-unsur yang terbatas untuk dipakai oleh manusia sebagai alat berkomunikasi dan mengakumulasi ilmu pengetahuan. Menurut Chaer Abdul, bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi. Inti dari pengertian diatas adalah bahasa adalah alat yang digunakan untuk berkomunikasi.
Setelah kita mengetahui apa itu bahasa yang sudah dipaparkan oleh para ahli. Lalu apa hubungannya bahasa dengan otak?
Menurut Whitaker dalam jurnal yang ditulis oleh Nurilam Harianja, penentuan daerah-daerah tertentu dalam otak dalam hubungannya dengan bahasa itu didasarkan pada 3 bukti utama. Bukti pertama ialam unsur-unsur keterampilan berbahasa tidak menempati bagian yang sama dalam otak. Keterampilan bahasa (berbicara, meyimak, membaca, dan menulis) memiliki daerah yang khas dalam otak. Bukti kedua ialah bahasa bahasa semua orang menepati daerah yang sama dalam otak. Bukti ketiga ialah terdapat hubungan antara kemampuan bahasa dengan belahan otak. Dari pendapat yang dipaparkan oleh Whitaker bahwa otak tidak hanya satu gumpalan jaringan saraf memiliki tugas yang sama dalam otak dan mendukung semua tindakan manusia. Tetapi daerah yang berbeda dalam otak memiliki sumbangan tersendiri untuk setiap perilaku yang dilakukan manusia, salah satunya berbahasa.
Memang secara garis besar otak memiliki 3 bagian yang utama, yaitu otak besar (serebrum), otak kecil (serebelum), dan batang otak (brain stem). Yang memegang peranan bahasa ialah otak besar. Otak besar memegang peranan dalam berbahasa lebih tepatnya ada di korteks serebral. Apa itu korteks serebral? Menurut laman hellosehat korteks serebral adalah lapisan terluar yang membungkus serebrum atau otak besar. Karena lapisannya luas, beratnya hampir setengah dari berat otak. Korteks serebral ini bertanggung jawab dalam banyak kemampuan seperti ingatan, memahami bahasa, kemampuan sosial, memahami, berpikir, dan lain seagainya. Di korteks serebral terdapat 2 bagian yaitu, otak kiri dan otak kanan. Bahasa itu dikontrol di otak kiri. Mengapa otak kiri diklaim dapat mengontrol bahasa? Menurut jurnal milik Nurilam Harianja, pertanyaan ini bisa dijawab berdasarkan a) penemuan-penemuan ahli bedah otak kepada orang yang mengalami kerusakan pada otak, b) teori neurolinguistic Wernicke, c) bukti-bukti Lateralisasi d) bukti-bukti Lokalisasi, e) penyakit gangguan dalam berbahasa (afasia).
- Penemuan-penemuan ahli bedah otak
Penemu pertama pusat bahasa di otak kiri adalah Carl Wernicke, beliau merupakan dokter asal Jerman, pada rahun 1874 Carl Wernicke menemukan kerusakan pada lobus temporal kiri yang mengakibatkan gangguan dalam mehami perkataan yang dilontarkan seseorang. Tahun 1961 Paul Broca, beliau merupakan ahli bedah asal Prancis, mlakukan pengkajian tentang hubungan afasia dan otak. Broca membuktikkan bahwa terdapat lokalisasi khusus di otak kiri untuk memproduksi bahasa.
- Teori Neurolinguistik Wernicke
Dikutip Simanjutak dalam jurnal milik Nurilam Harianja, Broca mengajukan 3 rumusan mengenauk hubungan otak dengan bahasa 1)artikulasi bahasa diproses di konvulusi depan ke 3 hemisfer kiri otak, 2) terdapat dominasi hemisfer kiri dalam artikulasi bahasa, 3) memahami bahasa merupakan tugas kognitif yang berlainan dari memproduksi bahasa. Rumusan diatas dikaitkan oleh Wernicke dengan bagian-bagian otak di hemisfer kiri. Wernicke telah menemukan satu syaraf besar yang menghubungkan medan broca dan medan wenicke yaitu fasikulus. Dengan temuan yang ditemukan oleh Wernicke ini melahirkan sebuah model bahasa yaitu, pemeosesan bahasa terjadi di beberapa bagian otak dan membuat prediksi yang besar, bahasa kerusakan pada fasikulus dapat mengulangi perkataan yang didengarnya.
- Bukti-bukti Lateralisasi
Teori yang satu ini secara jelas bahwa hemisfer kiri bertanggung jawab untuk mengatur pemahaman dan memproduksi bahasa. Teori ini sudah menarik kesimpulan bahwa ada lokasi khusus (korteks) serebrum manusia berdasarkan teori Broca dan Wernicke.
- Bukti-bukti Lokalisasi
Teori ini berpandangan bahwa pusat bahasa dan ucapan ada di daerah Broca dan Wernicke.
- Penyakit Afasia
Jika terjadi kerusakan pada otak kiri akan menimbulkan gangguan yaitu gangguan wicara ini disebut juga dengan afasia. Afasia dobedakan menjadi afasia broca dan afasia wernicke. Afasia broca ialah gangguan yang mengakibatkan seseorang tidak bisa berujar, sementara afasia wernicke ialah gangguan yang mengakibatkan seseorang tidak bisa memahami ujaran seseorang.