Mungkin ada sebagian pembaca yang masih belum bisa membedakan skala pengukuran pada data. Di dalam Statistika, pengetahuan mengenai skala pengukuran pada data memegang peranan penting karena akan menjadi dasar dalam pemilihan metode statistika yang akan digunakan. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai skala pengukuran yang ada di dalam data.
Skala Nominal
Skala Nominal adalah skala pengukuran data yang sifatnya hanya membedakan antara 1 nilai dengan nilai lainnya di dalam sebuah variabel atau umumnya disebut kategori. Jika kategori-kategori di dalam sebuah variabel yang diukur dengan skala nominal akan diberikan kode dalam bentuk angka, maka pemberian kode tersebut hanya bersifat membedakan. Semisal, ketika variabel jenis kelamin yang memiliki dua kategori Laki-laki dan Perempuan akan diberikan kode masing-masing adalah 1 dan 0, maka kode tersebut bukan berarti bahwa Laki-laki lebih baik daripada perempuan.
Pada kasus ini, jika pemberian kodenya dibalik menjadi 0 untuk Laki-laki dan 1 untuk perempuan, maka tidak akan mengubah makna dari pemberian kode tersebut. Contoh data lainnya yang diukur dengan skala pengukuran nominal adalah agama, suku bangsa, dan status pernikahan
Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukuran data yang memiliki sifat dari skala nominal dengan tambahan sifat mengurutkan atau dengan kata lain skala ordinal memiliki sifat membedakan dan mengurutkan. Pada skala pengukuran ordinal, sebuah variabel memiliki nilai-nilai berupa kategori yang sudah bisa dibedakan dan dilakukan pengurutan.
Namun pada skala pengukuran ordinal, antar kategori yang berurutan belum bisa ditentukan jaraknya. Contoh data yang diukur dengan skala pengukuran ordinal adalah tingkat kepuasan.
Pada variabel tingkat kepuasan, nilai variabel biasanya dibagi menjadi kategori: "Sangat Tidak Puas", "Tidak Puas", "Biasa Saja", "Puas", dan "Sangat Puas". Jika masing-masing diberikan kode 1 - 5 dimulai dari kategori "Sangat Tidak Puas" sampai dengan "Sangat Puas". maka pada pemberian kode tersebut, belum bisa disimpulkan bahwa nilai "Puas" 2 point lebih besar dari nilai "Tidak Puas". Contoh lain untuk data yang diukur dengan skala pengukuran ordinal adalah strata ekonomi, rating obligasi, dan predikat berdasarkan nilai IPK.
Skala Interval
Skala Interval memiliki sifat 2 skala sebelumnya dan tambahan 1 sifat yaitu menjarakkan. Pada skala pengukuran ini, nilai data sudah bisa dibedakan, diurutkan, dan ditentukan jarak antar nilainya.
Selain itu, skala pengukuran data ini belum memiliki nilai 0 (nol) mutlak. Maksud belum memiliki nilai 0 (nol) mutlak di sini adalah nilai 0 pada data bukan berarti nilai data tersebut tidak ada.