Lihat ke Halaman Asli

Pekan Kebudayaan Nasional 2023: Pojok Baca Danarto

Diperbarui: 29 Oktober 2023   01:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendahuluan

    Pojok baca Danarto merupakan bagian dari Ruang Tamu Pekan Kebudayaan Nasional 2023. Taman baca ini dihadirkan dengan harapan besar menjadi sumber inspirasi yang kuat untuk meningkatkan minat literasi bagi mahasiswa, dosen dan para pengunjung lainnya. Dengan berbagai koleksi buku yang dihadirkan, diharapkan taman baca ini menciptakan rasa ingin tahu yang tinggi tentang siapa itu sosok Danarto dan menciptakan lingkungan yang terus memperdayakan literasi sebagai suatu kebiasaan yang sulit untuk dihilangkan. 

    Bagi mahasiswa, taman baca ini bisa dijadikan sebagai tempat dimana mereka dapat secara aktif mengembangkan keterampilan membaca dan mengeksplorasi berbagai ilmu baru yang mereka dapatkan di Ruang Tamu tersebut, tentu dapat memperkaya pengetahuan bagi mereka yang membacanya. Bagi dosen, taman baca ini bisa menjadi sarana penting dalam mendukung pengajaran, memungkinkan pertukaran gagasan dan pembaharuan pengetahuan. Taman baca ini dapat dimanfaatkan untuk para dosen mendalami pembelajaran mereka, dan merancang kurikulum yang inovatif. Sedangkan bagi pengunjung lainnya, taman baca ini memberikan peluang besar untuk mengejar minat literasi, menemukan inspirasi, dan meningkatkan pemahaman terhadap berbagai bidang ilmu pengetahuan. 

Pembahasan

Sebelum lebih lanjut, tahu kah kamu siapa Danarto?

Danarto merupakan seseorang yang dikenal sebagai perupa, sastrawan, penulis naskah, sekaligus sutradara teater, yang sudah lama dikenal dalam dunia sastra.  Nama Danarto tentu sudah menjadi bagian yang tidak akan terpisahkan dari sejarah sastra Indonesia, dengan karya-karyanya yang telah menginspirasi banyak orang. Beliau telah memberikan konstribusi besar dalam mengembangkan sastra Indonesia, menciptakan karya-karya yang memikat hati para pembacanya. Beliau sudah menjadi legenda, tetapi karyanya terus memikat generasi-generasi baru dalam dunia sastra Indonesia. 

Danarto dilahirkan pada tanggal 27 Juni 1941 di Sragen, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Jakio Harjodinomo, seorang mandor pabrik gula, sementara Ibunya, Siti Aminah, seorang pedagang batik di pasar. Latar belakang keluarga seperti itu menjadi bagian penting dari perjalanan dan perkembangan pribadinya sebagai Sastrawan yang terkenal, mungkin beliau memberikan inspirasi dan warna dalam karya-karya sastranya, yang menggambarkan kehidupan masyarakat yang beraneka ragam. Dalam bidang film, beliau pun banyak memberikan sumbangannya yang besar, yaitu sebagai penata dekorasi. Film yang pernah digarapnya ialah Lahirnya Gatotkaca (1962), San Rego (1971), Mutiara dalam Lumpur (1972), dan Bandot (1978).

Pada PESTARAMA#4, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta mengangkat naskah-naskah Danarto untuk dipentaskan oleh mahasiswa semester 6. Selama 1 semester, selain berlatih untuk pementasan, Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) PBSI UIN Jakarta menyelenggarakan berbagai kegiatan terkait drama dan Pojok Baca Danarto, termasuk bincang-bincang tentang pemikiran Danarto bersama Sapardi Djoko Damono, Radhar Panca Dahana, dan Abdullah Wong; serta Haul untuk Danarto yang diisi dengan Pidato Kebudayaan oleh Acep Zamzam Noer, Doa untuk Pak Dan dipimpin Zastrow Al Ngatawi, serta testimoni keluarga, sahabat dan rekan Pak Dan (Ken Zuraida, Uki Bayu Sejati, Agus Sarjono dan lainnya) di Jakarta. Setelah acara selesai, pihak keluarga mengibahkan koleksi buku Pak Dan yang berada di rumah beliau di Pamulang kepada Perpustakaan Prodi PBSI FITK UIN Jakarta. Sejak itu, Prodi PBSI memiliki Pojok Danarto. 

Pada acara Pekan Kebudayaan Nasional 2023, Komunitas Danarto DKK bekerja sama dengan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk merawat warisan beliau. Untuk memperkenalkan Taman Bacaan Danarto, Prodi PBSI menjadi bagian dari Ruang Tamu PKN 2023 dan menyelenggarakan kegiatan kebudayaan untuk warga UIN Jakarta serta komunitas-komunitas kesenian di Ciputat. Selain buku-bukunya berada di ruang perpustakaan PBSI, dibutuhkan sesuatu yang bisa mobile, yang bisa memudahkan mahasisa Prodi PBSI membuat acara-acara diluar tinggal dorong saja. Oleh karena itu, Taman Bacaan Danarto berkonsep Gerobak. 

Taman Bacaan Danarto menghadirkan koleksi buku, esai, dan sekumpulan cerpen-cerpen karya Pak Dan. Adapun karya-karya Pak Dan antara lain, Asmaraloka (novel, 1999), Berhala (1987), Goodlab (1975), Obrok Owok-Owok, Ebrek Ewek-Ewek (drama, 1976), Setangkai Melati di Sayap Zibril (2001), Bel Geduwel Beh (drama, 1976), Gerak-Gerak Allah (kumpulan Esai, 1996). 

Ke depannya, Pojok Danarto dengan Taman Baca Danarto akan menjadi ujung tombak prodi PBSI FITK UIN Jakarta dalam menggerakan literasi sastra dan budaya bagi warga Tangsel dan sekitarnya. Dalam prosesnya, taman baca ini mendorong pertumbuhan intelektual, memberikan dorongan kreatif, dan merangsang pemikiran yang kritis, sehingga membantu pembaca untuk lebih memahami dan mengapresiasi keragaman disiplin ilmu yang ada. Dengan beragam peluang yang tersedia, taman baca ini menjadi jendela menuju peningkatan kualitas Pendidikan, memajukan penelitian akademik di lingkungan kampus dan eksplorasi pengetahuan yang luas bagi mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline