Salam sejahtera,
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, kita tentu sudah merasakan dampaknya dalam hampir semua aspek kehidupan, dari cara kita berinteraksi di media sosial hingga cara kita bekerja. Teknologi telah membuka banyak pintu baru, namun juga menghadirkan tantangan besar, terutama dalam mempertahankan identitas budaya kita di tengah gempuran budaya global yang semakin mendominasi. Globalisasi yang didorong oleh kemajuan digital ini memaksa kita untuk menyeimbangkan antara kemajuan dan pelestarian nilai-nilai lokal yang menjadi ciri khas bangsa kita.
Perubahan sosial yang terjadi, terutama di kalangan generasi muda, sangat terlihat dalam perubahan gaya hidup, pola pikir, dan cara berkomunikasi. Semua itu dipengaruhi oleh perkembangan teknologi yang sangat pesat, yang juga menciptakan fenomena baru seperti munculnya konsep kota cerdas atau smart city. Di sini, kita akan membahas lebih lanjut tentang bagaimana transformasi sosial terjadi di era digital ini dan bagaimana hal itu berdampak pada identitas sosial kita.
Transformasi Sosial dan Identitas di Era Kota Cerdas
Perkembangan teknologi telah membawa perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk perilaku individu dan struktur sosial. Internet, yang bermula dari program ARPAnet tahun 1969, telah memudahkan akses informasi dan mempercepat perubahan budaya. Perubahan sosial pada remaja terlihat dalam cara berpakaian, berbicara, dan gaya hidup yang lebih cenderung meniru budaya asing daripada melestarikan budaya lokal (Nurrizka, 2018).
Kota cerdas (smart city) merupakan konsep perencanaan perkotaan modern yang melibatkan enam komponen utama: ekonomi, masyarakat, pemerintahan, mobilitas, lingkungan, dan hidup cerdas. Gagasan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dengan pelibatan aktif masyarakat dalam pembangunan kota. Di Indonesia, kota seperti Surabaya telah diakui dalam ajang Anugerah Kota Cerdas karena keberhasilannya mengimplementasikan konsep tersebut (Syahid & Novianti, 2016).
Pendidikan dan Identitas Sosial Sebagai Pilar Pembentukan Karakter
Pendidikan telah memainkan peran penting dalam membentuk identitas sosial sejak masa kolonial. Pada era itu, pendidikan melahirkan kelas intelektual seperti Soekarno dan Hatta yang memperjuangkan kemerdekaan dan keadilan sosial. Hingga kini, pendidikan diakui sebagai hak dasar yang bertujuan menciptakan masyarakat setara. Namun, tantangan seperti ketimpangan akses dan kualitas pendidikan masih harus diatasi (Putro, 2012).
Era digital memberikan peluang melalui platform pembelajaran daring, tetapi juga menimbulkan kesenjangan digital. Pendidikan berbasis nilai keberagaman dan keberlanjutan menjadi penting untuk membentuk karakter bangsa yang menghormati perbedaan dan mampu menghadapi tantangan global. Program seperti pendidikan multikultural dan ESD membantu menciptakan generasi peduli lingkungan dan inklusif.
Globalisasi membawa tantangan dalam memastikan akses pendidikan yang merata, terutama di daerah terpencil. Pendidikan harus diarahkan pada pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti berpikir kritis dan kreativitas, serta integrasi teknologi. Dengan memastikan inklusivitas dan kualitas pendidikan, Indonesia dapat mencetak generasi berdaya saing global (Putro, 2012).
Tantangan dan Masa Depan