Lihat ke Halaman Asli

Aulia Febrilianti Utomo

Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Sastra Anak sebagai Pembentuk Sikap dan Moral

Diperbarui: 28 Oktober 2021   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sastra anak merupakan salah satu wujud dari sekian banyaknya karya sastra, wujud pertama dari sastra anak dapat dilihat dari bahasanya. Dalam pemakaian bahasa, sastra anak tidak selalu mengandalkan suatu bentuk keindahan sebagaimana layaknya karya sastra pada umumnya. Hal terpenting untuk ditonjolkan dalam sastra anak adalah fungsi dan peran yang hadir bersamanya. Baik itu fungsi estetis maupun bentuk gaya bahasanya. Masalah yang sangat menarik dan kurang mendapatkan perhatian bahwa sebuah karya sastra dalam peran sastra anak adalah sebagai wujud pengungkapan dan representasi dari dunia, pikiran, perasaan, gagasan, ide serta ekspresi dari seorang anak yang mampu berperan dalam pembentukan sikap dan moral.

Secara konseptual, sastra anak-anak tidak jauh berbeda dengan sastra orang dewasa. Keduanya sama berada pada wilayah sastra yang meliputi kehidupan dengan segala perasaan, pikiran dan wawasan kehidupan. Perbedaannya hanya terletak pada fokus penggambaran kehidupan yang bermakna bagi anak, kemudian diurai dalam karya tersebut. Sastra (dalam sastra anak-anak) adalah bentuk kreasi imajinatif dengan paparan bahasa tertentu yang menggambarkan dunia rekaan, menghadirkan pemahaman dan pengalaman tertentu, dan mengandung nilai estetika tertentu yang bisa dibuat oleh orang dewasa ataupun anak-anak.

Lalu, apakah karya sastra anak diciptakan oleh anak-anak atau orang dewasa? Sesungguhnya, karya sastra anak merupakan karya sastra yang dapat ditulis oleh orang dewasa maupun anak-anak dan ditujukan untuk anak-anak. Huck (1987) mengemukakan bahwa siapapun yang menulis sastra anak tidak perlu dipermasalahkan asalkan dalam penggambarannya ditekankan pada kehidupan anak yang memiliki nilai kebermaknaan bagi mereka. Sastra anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak melalui pandangan anak-anak (Norton, 1993). Namun demikian, dalam kenyataannya, nilai kebermaknaan bagi anak-anak itu terkadang dilihat dan diukur dari perspektif orang dewasa.

Mengenalkan sastra anak kepada anak-anak mampu membantu pertumbuhan anak dalam hal sikap dan moral. Sastra anak akan berpengaruh pada sikap anak yang tumbuh berdampingan dengan sastra anak, karena di dalamnya hanya berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.

Setiap sastra anak yang dibacanya akan memengaruhi pada bagaimana anak akan bersikap, bagaimana sikap yang baik bagi anak-anak seusianya, bahkan sampai bisa membedakan mana sikap baik dan mana yang sikap buruk. Karena pada dasarnya seorang anak adalah kertas putih yang mudah menerima atau meniru apa yang dilihatnya. Secara tidak langsung sastra anak akan menuntun anak untuk bersikap wajar sesuai dengan usia mereka. Karena mencakup pembelajaran mental, moral, kepribadian, kreatifitas, bahkan imajinasi mereka. Dengan berpedoman pembelajaran sikap anak pada sastra anak, orang tua tidak perlu khawatir tentang anak akan bersikap. Meski demikian, orang tua juga perlu memantau mengenai sastra anak yang akan diberikan kepada anak untuk keamanan dan kenyamanan yang lebih maksimal.

Penulis : Aulia Febrilianti Utomo

Penyunting : Anissa Bayu Karisna

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline