Lihat ke Halaman Asli

Aulia Fanisha

Agribisnis, Faperta

Sampah Masker Cemari Lautan, Dampak Covid-19

Diperbarui: 24 Juni 2020   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Virus Covid-19 menjadi momok bagi seluruh manusia. Masyarakat berusaha melindungi diri dan keluarga sekitar agar tidak terkena virus Covid-19 dengan menggunakan masker. Penggunaan masker juga merupakan himbauan pemerintah untuk mencegah resiko penularan virus Covid-19 ini. Diberbagai belahan dunia banyak terjadi pemborongan masker. minimnya informasi tentang efektivitas penggunaan masker sebagai alat antisipasi mencegah virus corona ini menjadi sebab utama pembelian secara massal. Padahal di sisi lain, pemakaian masker sendiri justru akan sia-sia jika tidak diiringi dengan upaya antisipasi lainnya.

Penggunaan masker ini menimbulkan masalah yaitu tumpukan sampah masker sekali pakai yang berpotensi merusak dan mencemari ekosistem dilaut. Isu ini menjadi isu yang menghawatirkan jika limbah masker ini tidak dikelola dengan tepat. Saat ini banyak ditemukan limbah masker yang dibuang sembarangan telah ditemukan di taman, pantai, hingga lautan di berbagai wilayah dunia. 

Semakin hari masalah penumpukan limbah masker semakin meningkat. Masker terbuat dari bahan polypropylene, bahan ini tidak mudah terurai secara alami dan tentu dapat mengancam ekosistem laut. Selain itu limbah masker juga dapat termakan oleh hewan laut. Hal ini sangat menghawatirkan karena memperparah fenomena hewan laut yang mati karena makan sampah. Warna-warna cerah pada masker dapat disalah artikan sebagai makanan oleh hewan laut.

 Dapat disimpulkan bahwa perlu perhatian khusus dalam pengelolaan sampah masker ini agar tidak mencemari lingkungan laut. Sebelum sampah sampai kelaut perlu penangan pengelolaan sampah masker ini. Selain itu kebijakan pemerintah mengenai pembatasan pembelian masker sekali pakai dan lebih menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker kain sudah sangat tepat dan harus dipertahankan. Hal ini akan berjalan lancer jika didukung oleh peran masyarakat untuk merealisasikan kebijakan tersebut dan menerapkan jiwa peduli lingkungan.

Referensi :

Astuti, A., dan Purnama, S. G. 2014. Kajian Pengelolaan Limbah Di Rumah Sakit Umum Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Community Health. 2 (1) : 12-20.

liputan6.com

detik.com

merdeka

wartaekonomi

#EkonomiLingkungan #AgribisnisUnej




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline