Pengantar
Hujan masih mengguyur Kota Padang saat saya menulis artikel ini. Intensitasnya tak sekuat sebelumnya, namun awan mendung masih menyelimuti, seakan enggan pergi. Bayangan dahsyatnya bencana longsor dan banjir bandang yang terekam dalam video-video di TikTok dan YouTube masih terngiang di kepala.
Banjir bandang atau "galodo" kembali menerjang Sumatera Barat pada Sabtu malam, 11 Mei 2024, membawa duka mendalam bagi masyarakat. Bencana ini melanda lima kecamatan di sekitar Gunung Marapi, dengan cakupan wilayah yang lebih luas dan jumlah korban yang lebih banyak dibandingkan banjir lahar dingin Gunung Marapi sebelumnya.
Hingga saat ini, informasi resmi mengenai nama-nama kecamatan yang terkena dampak galodo di Sumatera Barat pada tanggal 11 Mei 2024 masih belum dirilis oleh pihak berwenang.
Namun, beberapa sumber berita menyebutkan bahwa lima kecamatan di sekitar Gunung Marapi dilanda banjir bandang. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Canduang, Sungai Pua,IV Koto, Tilatang Kamang dan Koto Malintang
Informasi ini masih simpang siur dan belum terverifikasi secara resmi.
Hujan deras dan lahar dingin yang mengguyur kawasan tersebut diperkirakan menjadi penyebab utama. Air bah yang datang dengan ganas mengikis pinggiran sungai di sepanjang lembah Anai, menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Jalur utama Padang Panjang menuju Padang mengalami putus total akibat longsor.
Tragedi ini tak hanya memutus akses transportasi darat, tetapi juga menghanyutkan beberapa bangunan dan kafe di sekitar lokasi.
Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, Tempat pemakaman umum (TPU) pun tak luput dari terjangan banjir bandang, dengan beberapa makam hanyut terbawa arus.
Menurut data sementara, hingga Minggu (12 Mei 2024) siang, korban meninggal akibat banjir bandang di Sumatera Barat mencapai 37 orang. Tim SAR masih terus melakukan pencarian terhadap korban yang masih hilang.