Lihat ke Halaman Asli

Aulia

Dosen Universitas Andalas

Kalah di Babak Playoff, Garuda Muda Tetap Mempesona: Pertandingan Penuh Drama dan Kontroversi

Diperbarui: 10 Mei 2024   07:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: kompas.com/

Pertempuran sengit akan tersaji di Stade Pierre Pibarot, Prancis pada tanggal 9 Mei 2024, di mana Timnas Indonesia U-23 akan berhadapan dengan Timnas Guinea U-23 dalam babak playoff Olimpiade Paris 2024. Pertandingan ini menjadi penentu bagi kedua tim untuk meraih satu tiket ke Olimpiade.

Timnas Indonesia U-23 harus menelan pil pahit setelah kalah tipis 0-1 dari Guinea U-23 di babak playoff Olimpiade Paris 2024. Pertandingan yang digelar di Stade Pierre Pibarot, Perancis pada tanggal 9 Mei 2024 ini menjadi jalan terakhir bagi kedua tim untuk memperebutkan satu tiket tersisa ke Olimpiade.

Gol penalti Ilaix Moriba di menit ke-28 menjadi pemisah antara kedua tim. Garuda Muda berusaha keras untuk menyamakan kedudukan, namun hingga peluit akhir dibunyikan, skor 1-0 tetap bertahan.

Kekalahan ini menjadi akhir dari mimpi besar Timnas Indonesia U-23 untuk berlaga di Olimpiade Paris 2024. Sebuah perjalanan panjang dan penuh perjuangan harus berakhir dengan kekecewaan.

Namun, di balik pertandingan yang seru, terdapat beberapa catatan penting yang perlu disorot.

Pertama, penyelenggaraan babak playoff ini terkesan tidak profesional. Pertandingan ini dimainkan di lapangan terbuka yang terkesan seperti lapangan bola tarkam atau antar kampung. Hal ini tentu saja membuat atmosfer pertandingan terasa kurang mendukung dan terkesan minim persiapan.

Kedua, kualitas siaran pertandingan juga patut dipertanyakan. Kamera yang digunakan sangat praktis dan tidak dinamis, hanya satu kamera saja. Hal ini membuat para penonton yang menyaksikan pertandingan melalui media online merasa tidak nyaman.

Ketiga, beberapa keputusan wasit dalam pertandingan ini menjadi sorotan. Ada beberapa pelanggaran dan diving yang dilakukan oleh pemain Guinea yang tidak mendapatkan sanksi yang tegas. Sayangnya, tidak ada sistem VAR yang digunakan dalam pertandingan ini sehingga tidak ada justifikasi yang jelas terhadap pelanggaran-pelanggaran tersebut.

Keempat, pelatih Indonesia, Shin Tae-yong, mendapatkan dua kartu kuning alias kartu merah karena melakukan protes keras atas keputusan wasit. Hal ini menunjukkan rasa frustrasi dan kekecewaan Shin Tae-yong terhadap kepemimpinan wasit yang dianggap tidak adil.

Terlepas dari berbagai kontroversi yang terjadi, Timnas Indonesia U-23 tetap menunjukkan semangat juang dan pantang menyerah yang tinggi di sepanjang pertandingan. Mereka telah menunjukkan potensi dan kemampuan yang luar biasa, meskipun pada akhirnya harus mengakui keunggulan Guinea U-23.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline