Lihat ke Halaman Asli

Aulia

Dosen Universitas Andalas

Tidak Ada Cashflow Ramadhan di Gaza: Hanya Puing-Puing dan Rintihan Sedih

Diperbarui: 19 Maret 2024   16:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Screen Shoot palestinow.com

Ramadhan, bulan suci umat Islam yang penuh dengan berkah dan keberkahan, biasanya dirayakan dengan sukacita dan kebahagiaan di seluruh dunia. Namun, di Gaza, kisahnya berbeda. Tahun ini, di tengah reruntuhan dan puing-puing, penduduk Gaza merayakan Ramadhan dengan hati yang berat dan beban yang tak tertahankan.

Gaza, tanah yang dipenuhi dengan sejarah dan kebanggaan, sekarang terperangkap dalam konflik yang tak kunjung usai. Pertempuran terus mendera wilayah ini, meninggalkan sebagian besar infrastruktur hancur dan penduduknya hidup dalam ketakutan dan penderitaan yang tak terhingga. Dan ketika Ramadhan tiba, tidak ada lagi arus kas yang biasa menyemarakkan bulan suci ini di Gaza. Yang tersisa hanyalah puing-puing dan rintihan sedih.

Sejak serangan terbaru dimulai, banyak bisnis kecil dan pedagang di Gaza telah hancur. Toko-toko yang biasanya ramai dengan pembeli yang mencari barang-barang untuk merayakan Ramadhan, sekarang hanya menjadi puing-puing di jalanan yang sepi. Usaha-usaha kecil yang merupakan tulang punggung ekonomi lokal hancur berantakan, meninggalkan banyak orang tanpa mata pencaharian dan tanpa harapan untuk menyambut Ramadhan dengan kemakmuran seperti tahun-tahun sebelumnya.

Bagi banyak keluarga di Gaza, Ramadhan tahun ini adalah tantangan yang berat. Dengan pendapatan yang hampir tidak ada dan harga barang yang terus meningkat, makanan yang cukup untuk berbuka puasa menjadi suatu kemewahan. Banyak orang di Gaza berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, termasuk makanan dan air bersih, apalagi untuk merayakan momen-momen istimewa Ramadhan.

Rafah, satu-satunya wilayah yang belum hancur di Gaza, kini menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari 1 juta orang. Meskipun terus berada dalam ancaman bom dari Israel, penduduk Rafah bertahan dengan ketabahan dan keberanian yang luar biasa.

Di tengah reruntuhan dan puing-puing, mereka berusaha mempertahankan kehidupan sehari-hari. Setiap langkah mereka dijalani dengan hati-hati, setiap suara pesawat tempur di atas kepala mereka mengingatkan akan bahaya yang selalu mengintai. Namun, semangat solidaritas dan kebersamaan tetap menyala di antara mereka.

*****

Israel, tanpa mengendorkan serangannya, terus melancarkan aksi militer di Gaza, bahkan di tengah bulan Ramadhan. Sedihnya, meskipun negara-negara Muslim menyaksikan penderitaan rakyat Gaza, banyak dari mereka tidak dapat atau tidak mau melakukan banyak tindakan konkret.

*****

Penduduk Gaza, yang berpuasa di tengah reruntuhan dan bayangan bom, merasakan ketidakpastian dan ketakutan setiap hari. Suara pesawat tempur yang menggema di langit mengingatkan mereka akan bahaya yang selalu mengintai. Namun, semangat keberanian dan ketahanan terus menyala di hati mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline