Tujuan hilirisasi adalah proses pengolahan bijih nikel mentah menjadi produk akhir yang memiliki nilai tambah dan bisa diperdagangkan, seperti baterai kendaraan listrik.
Hilirisasi nikel merupakan salah satu kebijakan strategis pemerintah Indonesia dalam rangka meningkatkan nilai tambah dan kemandirian industri nasional. Namun, hilirisasi nikel juga menimbulkan berbagai dampak, baik positif maupun negatif, bagi berbagai pihak yang terlibat atau terdampak oleh industri nikel di Indonesia. Siapa saja mereka? Dan apa untung dan buntung yang mereka dapatkan?
Siapa Untung?
Kebijakan strategis pemerintah Indonesia untuk memajukan hilirisasi nikel tidak hanya memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara melalui pajak, royalti, dividen, dan retribusi yang berasal dari industri nikel, tetapi juga memperkuat posisi ekonomi negara dalam kancah global.
Menurut data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), penerimaan negara dari sektor mineral dan batubara mencapai Rp 51,4 triliun pada tahun 2022, naik 18,5% dari tahun sebelumnya. Lonjakan ini mencerminkan kesuksesan kebijakan pemerintah dalam mendorong ekspansi sektor hilirisasi, yang tidak hanya menghasilkan nilai tambah ekonomi tetapi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pendapatan negara.
Selain itu, kebijakan hilirisasi nikel juga menghasilkan efek positif dalam penghematan devisa negara. Dengan pengurangan impor bahan baku dan produk akhir nikel, serta peningkatan ekspor produk hilirisasi nikel, pemerintah berhasil menciptakan keseimbangan positif dalam neraca perdagangan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor produk hilirisasi nikel mencapai US$ 13,8 miliar pada tahun 2022, naik 32,6% dari tahun sebelumnya. Kenaikan yang signifikan ini menunjukkan potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam mengoptimalkan industri hilirisasi nikel untuk meningkatkan daya saing ekspor dan mengurangi ketergantungan pada impor.
Dengan demikian, keberhasilan implementasi kebijakan hilirisasi nikel tidak hanya tercermin dalam pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabil, tetapi juga dalam upaya mencapai kemandirian ekonomi yang berkelanjutan.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan pemangku kepentingan lainnya, Indonesia dapat terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam industri hilirisasi nikel secara global, serta memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi pembangunan ekonomi dan sosial negara.
Industri nikel, baik asing maupun nasional, yang mendapat keuntungan dari harga nikel yang tinggi di pasar global, serta dari fasilitas perpajakan dan insentif yang diberikan oleh pemerintah Indonesia.
Menurut data London Metal Exchange (LME), harga nikel rata-rata mencapai US$ 19.500 per ton pada tahun 2022, naik 25,8% dari tahun sebelumnya. Menurut data Kementerian Perindustrian (Kemenperin), industri nikel mendapat fasilitas perpajakan berupa pengurangan pajak penghasilan (PPh) sebesar 20-100% selama 5-20 tahun, serta insentif berupa kemudahan perizinan, ketersediaan lahan, dan dukungan infrastruktur.
Masyarakat lokal, yang mendapat manfaat dari lapangan kerja, pendapatan, maupun produk-produk yang dihasilkan oleh industri nikel, memainkan peran penting dalam perekonomian lokal dan nasional.