Para pemimin negara melakukan Sidang Umum PBB pada September 2015 yang membahas tentang keberlanjutan program MDGs (Millennium Development Goals) sebelum masanya berakhir. Dalam siding ini disepakati sebuah agenda SDGs (Sustainable Development Goals), sebuah agenda pembangunan berkelanjutan 2030. SDGs merupakan program yang disepakati sebagai kelanjutan yang menyempurnakan program MDGs. Tujuan umum dari SDGs adalah meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat melalui beberapa aspek yang ada sehingga mampu menjaga kualitas kehidupan generasi berikutnya.
Indonesia merupakan salah satu negara yang turut andil dalam penetapan program MDGs dan SDGs. Sebuah data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyebutkan bahwa Indonesia telah mencapai target besar dalam pelaksanaan agenda MDGs yang lalu, sehingga diharapkan Indonesia juga akan mencapai target lebih besar dalam pelaksanaan agenda SDGs. Program SDGs dirasa paling tepat dalam meneruskan MDGs untuk menyelesaikan berbagai masalah yang ada saat ini. Program ini telah mencakup banyak aspek yang tertuang pada 17 aspek tujuan SDGs yang telah disepakati bersama, diantaranya
- No Poverty. Mengakhiri segala bentuk kemiskinan yang ada di berbagai degara dengan menerapkan berbagai Langkah demi menekan angka kemiskinan.
- Zero Hunger. Menghilangkan kelaparan untuk mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik, serta meningkatkan pertanian berkelanjutan
- Good Health and Well-Being. Menjamin kehidupan masyarakat yang sehat serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
- Quality education. Menjamin kualitas pendidikan yang merata serta meningkatkan kesempatan belajar untuk semua.
- Gender Quality. Mencapai kesetaraan gender sehingga tida adanya pembeda antara perempuan dengan laki-laki.
- Clean Water and Sanitation. Menjamin ketersediaan air bersih dan sanitasi berkelanjutan.
- Affordable and Clean Energy. Menjamin akses energi yang terjangkau untuk semua.
- Decent Work and Economic Growth. Meningkatkan kesempatan kerja yang layak dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
- Industry, Innovation and Infrastructure. Meningkatkan industri, pembangunan infrastruktur dengan mengedepankan inovasi yang ada.
- Reduce Inequality. Mengurangi kesenjangan intra maupun antarnegara.
- Sustainable Cities and Community. Menjadikan pemukiman atau kota yang aman dan berkelanjutan.
- Response, Consumption, and Production. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang baik.
- Climate Action. Mengambil Langkah demi mengatasi berbagai perubahan iklim beserta dampaknya.
- Life Below Water. Melestarikan ekosistem sumber daya laut.
- Life On Land. Melestarikan ekosistem darat.
- Peace, Justice, and Strong Institutions. Meningkatkan perdamaian dengan mengedepankan keadilan dan membangun institusi bagi masyarakat.
- Partnership For The Goals. Meningkatkan dan menguatkan kemitraan global demi tercapainya segala aspek tujuan yang ada.
Sebuah data menyebutkan bahwa hingga 2019, Indonesia telah menduduki peringkat 102 dari 196 negara yang melaksanakan SDGs dengan rata-rata skor Indonesia adalah 64. Rata-rata skor seluruh negara yaitu 65, hal ini berarti bahwa Indonesia masih berada 1 poin di bawah negara lain. Banyak hal yang mungkin menjadi penyebab mengapa Indonesia masih berada pada peringkat tersebut, salah satunya adalah kurangnya upaya yang dilakukan oleh masyarakat. Peran pemerintah dalam menyukseskan agenda tersebut di Indonesia dinilai telah maksimal, tetapi tentunya peran pemerintah tersebut tidak akan berhasil jika masyarakat masih kurang maksimal dalam melaksanakan upaya yang ada.
Mahasiswa sebagai generasi emas penerus bangsa yang merupakan bagian dari masyarakat diharapkan dapat menjadi pilar dalam pelaksanaan SDGs. Peran mahasiswa dirasa sangat berpengaruh dalam kesuksesan program SDGs yang ada. Banyak hal yang dapt dilakukan oleh mahasiswa dalam membantu pemerintah, diantaranya dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya ini merupakan upaya awal yang paling mudah untuk dilakukan oleh mahasiswa, karena upaya ini dapat dimulai dari diri sendiri. Peningkatan kualitas pendidikan dapat dimulai dengan belajar sungguh-sungguh, memperhatikan saat dosen menerangkan, mengerjakan seluruh tugas, serta meningkatkan pengetahuan umum dalam masayarakat. Pendidikan setinggi-tingginya juga menjadi salah satu kunci dari kualitas pendidikan yang baik.
Langkah kedua yang dapat dilakukan mahasiswa untuk membantu pelaksanaan SDGs adalah dengan menerapkan berbagai langkah untuk tercapainya kesetaraan gender. Kesetaraan gender merupakan salah satu bagian dari hak asasi manusia yang patut dijunjung tinggi kberadaannya. Hal ini bisa dimulai dengan mengakhiri segala diskriminasi pada perempuan.
Menyetarakan gender perempuan dan laki-laki sebagai contohnya merubah aturan bahwa dulu ketua OSIS hanya boleh laki-laki, karena laki-laki dipandang lebih bisa memimpin daripada perempuan. Namun, pada kenyataannya laki-laki maupun perempuan sama-sama bisa dijadikan pemimpin tergantung dari jiwa kepemimpinan orang tersebut. Menghilangkan stigma bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah memang dirasa sulit, mengingat stigma tersebut telah berkembang di masyarakat sejak dulu. Pada hakikatnya, laki-laki dan perempuan diharapkan memiliki kesamaan hak demi tercapainya kesetaraan gender.
Langkah ketiga adalah dengan peduli terhadap lingkungan. Kepedulian terhadap lingkungan dapat diwujudkan melalui beberapa upaya yang ada, diantaranya tidak membuang sampah sembarangan, mengelompokkan sampah berdasarkan jenisnya agar mudah diolah, menjaga kesuburan tanah dengan tidak membuang limbang ke tanah, dan lain sebagainya.
Pengelompokkan sampah dinilai sangat penting karena untuk memudahkan pengelolaan sampah. Sampah yang telah dipisahkan dapat dijual di berbagai bank sampah yang nantinya sampah tersebut dihargai sesuai dengan jenisnya. Beberapa sampah organik dapat diolah menjadi pupuk yang berguna bagi kesuburan tanaman. Beberapa jenis sampah anorganik juga dapat diolah menjadi barang-barang kerajinan yang bernilai ekonomis tinggi. Pengelolaan sampah tersebut dapat membuat lingkungan terhindar dari kerusakan dan pencemaran, serta dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Kerusakan ekosistem hutan menjadi masalah yang sulit diatasi. Kerusakan tersebut salah satunya disebabkan oleh penebangan pohonsecara liar. Berbagai jenis pohon yang bernilai ekonomis ditebang tanpa melakukan penanaman Kembali.
Pohon-pohon dilindungi juga menjadi sasaran empuk para penebang illegal yang hanya peduli pada kesejahteraan hidupnya sendiri tanpa berfokir akibat yang ditimbulkan dari penebangan itu. Erosi, banjir dan kerusakan rumah bagi hewan menjadi contoh akibat penebangan pohon secara liar. Kita sebagai mahasiswa dapat mencanangkan sebuah program penghijauan sebagai langkah perbaikan hutan yang telah gundul. Program tersebut berisi larangan penebangan, penanaman hutan, serta pelestarian keanekaragaman jenis ekosistem hutan.
Langkah keempat adalah kita sebagai mahasiswa yang mampu menjadi pemimpin pergerakan baru, diharapkan dapat memiliki berbagai ide demi mengurangi angka kemiskinan, salah satunya adalah menciptakan lapangan pekerjaan dengan membangun perusahaan industri rintisan rumahan atau startup. Dengan adanya perusahaan kecil tersebut, dapat membuka lowongan pekerjaan demi menekan angka pengangguran. Hal ini dapat berpengaruh pada meningkatnya ekonomi masyarakat sekitar.