Bayemharjo, Wonogiri (08/02) -- Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Wonogiri Tahun 2020-2040 Kecamatan Giritontro khususnya Kelurahan Bayemharjo termasuk kawasan rawan bencana kekeringan yaitu kawasan yang berpotensi atau pernah mengalami kekeringan untuk kebutuhan pertanian dan air minum. Dari hasil survey lapangan dan diskusi dengan pihak Kelurahan Bayemharjo, apabila memasuki musim kemarau yang panjang membuat Kelurahan Bayemharjo mengalami kekeringan. Air bersih menjadi suatu hal yang langka untuk masyarakat, sehingga menimbulkan permasalahan bagi masyarakat Kelurahan Bayemharjo. Hal ini disebabkan karena Kecamatan Giritontro khususnya Kelurahan Bayemharjo merupakan daerah perbukitan karst.
Oleh karena itu, akan dibuat suatu pemetaan untuk melihat ketersediaan air di Kelurahan Bayemharjo. Proses pembuatan peta dilakukan dengan mengunduh citra Landsat-8 melalui website USGS, kemudian menggunakan software ArcGIS 10.8 untuk pengolahan citra satelit dengan memasukkan citra Landsat-8 kanal band 4 dan 5 pada ArcMap. Untuk perhitungan NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) menggunakan tools Map Algebra yang tersedia pada ArcMap. Setelah hasil perhitungan muncul, maka terlihat lokasi-lokasi yang memiliki tingkat ketersediaan air dan lokasi yang tingkat ketersediaan airnya mencapai 0 atau tidak tersedia air pada lokasi tersebut. Selanjutnya, melakukan editing layout untuk menambahkan elemen-elemen dalam peta, seperti judul peta, skala, arah mata angin, legenda, dan sumber peta. Untuk hasil akhir, peta dicetak dalam ukuran A1, serta akan diserahkan dan penyampaian dari hasil pemetaan kepada perangkat Kelurahan Bayemharjo.
Tanaman yang sehat (kanal band 5) akan banyak menyerap dan memantulkan sebagian besar cahaya inframerah tampak. Sedangkan, tanaman yang tidak sehat akan banyak memantulkan cahaya tampak dan lebih sedikit cahaya inframerah dekat (kanal band 4). Inframerah digunakan tanaman untuk melakukan proses fotosintesis, proses fotosintesis membutuhkan air. Jika air tidak tersedia, maka proses fotosintesis akan berjalan dengan tidak baik. Semakin mendekati 1 nilai NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) ketersediaan air semakin tinggi, karena tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Pada hasil pemetaan menunjukkan ketersediaan air di Kelurahan Bayemharjo dengan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index). Mengacu pada hal tersebut, maka apakah Kelurahan Bayemharjo terdapat cukup air untuk proses pertanian atau minim air untuk proses pertanian. Nilai indeks harus -1 sampai dengan +1, -1 berarti daerah tersebut kering dan airnya terbatas. Kelurahan Bayemharjo tingkat ketersediaan airnya rendah karena nilai indeks paling tinggi hanya 0,343 jauh dari nilai +1. Sementara itu, nilai paling rendah mencapai -0,150. Mengingat keterbatasan sumber daya air di Kelurahan Bayemharjo, maka diharapkan identifikasi keberadaan sumber air yang tersedia di Kelurahan Bayemharjo dapat membantu menangani kekeringan di Kelurahan Bayemharjo.
Penulis : Aulia Al Nissa/KKN TIM I UNDIP KELURAHAN BAYEMHARJO
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) : Dr. Seno Darmanto, S.T., M.T.
Lokasi : Kelurahan Bayemharjo, Kecamatan Giritontro, Kabupaten Wonogiri