Lihat ke Halaman Asli

aulia aisyahzuha

good muslimah

Soft Diplomasi di Masa Pemerintah Ustman bin Affan

Diperbarui: 23 Oktober 2019   05:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Utsman bin Affan merupakan khalihah ketiga yang menggantikan Umar binKhattab, melalui pemilihan sebuah kelompok yang beranggotakan enam orang yaitu: Utsman bin Affan sendiri, Ali bin Abi Thalib Talhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Sa`ad bin Abi Waqash, dan Abdurrahman bin Auf. Pemilihan dilakukan dengan musyawarah kemudian mengerucut pada dua nama, yaitu Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. Akhirnya perdebatan diselesaikan dengan kesepakatan pengangkatan Utsman sebagai Khalifah. Dalam praktik politik modern, model ini bisa dikatagorikan sebagai pemilihan demokratis. Pada waktu ia menjadi khalifah usianya sudah mencapai 70 tahun perpindahan jabatan khalifah dari Umar ke Utsman ternyata merupakan suatu pergantian sikap kepemimpinan yang kontras dari ketegasan, keadilan, dan tanpa kompromi menuju kelembutan, kelunakan, karena Utsman sendiri adalah saudagar yang kaya raya pemurah, sholeh, dan tawadhu.

Usaha-usaha pembebasan wilayah yang telah dilakukan dimassa khalifah Umar diteruskan oleh Utsman. Daerah-daerah yang berhasil dibebaskan adalah Barqah, Tripoli bagian barat, Nubia daerah utara Sudan dan Tunisia, yang semuanya terletak di Afrika Utara. Sementara dalam perluasan kearah timur, pasukan islam dapat membebaskan Armenia utara, beberapa bagian dari Tabaristan yang belum ditaklukkan sebelumnya, daerah-daerah disebelah sungai Jihun, Baktria, Kabul, Ghazna dan Turkistan, yang semuanya terletak di Asia Tengah. Dan pada massa khalifah Usman inilah pasukan islam mulai membangun angkatan laut dan berhasil menaklukkan pulau Siprus dan Rhodes. Dalam politik luar negri Utsman menerapkan politik ekspansi untuk pembebasan-pembebasan daerah-daerah islam.

Konteks diplomasi yang dijalankan pada massa Utsman adalah dengan cara kelembutan, kebijakan, ketidak paksaan atau yang dapat kita katakana sebagai soft diplomasi. Utsman juga sangat memahami karekter dari setiap suku dan memperlakukan mereka sesuai dengan sifat mereka. Utsman selalu berbuat lembut kepada rakyat nya bahkan musuh nya. Contoh nya ia mengambil beberapa kebijakan yang jauh berbeda dengan para pendahulunya. Dia mengadopsi sebuah kebijakan baru pada tahun 30 H. Yaitu jika seorang penduduk Hijaz memiliki kekayaan di wilayah yang ditaklukkan, dibolehkan baginya untuk mengganti kekayaan itu dengan kekayaan yang ada di daerahnya. Alasannya, dalam pandangan Utsman, hal ini ditujukan untuk mengurangi tekanan dari beberapa kota, seperti Kufah dan Bashrah, karena pertambahan penduduk Badui dan budak-budaknya melahirkan banyak problema sosial. Utsman juga selalu melakukan musyawarah untuk menyelesaikan suatu masalah contoh nya Dalam usaha meredam pemberontakan rakyat yang tidak terima dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh Utsman, Utsman menyelenggarakan pertemuan tahunan pada saat musim haji, pada tahun 34 H. Dia bermusyawarah dengan mereka dan membicarakan cara terbaik untuk meredam pemberontakan yang kian marak, yang berasal dari Kufah dan kini menyebar ke seluruh negeri.

Utsman bin Affan menjabat selama 12 tahun. Kebijakan yang dilakukannya membawa kemajuan umat Islam kemasa keemasannya. Pada akhir kekuasaan pemerintahan Utsman bin Affan banyak pegawai pemerintahan yang mulai melakukan tindakan yang merugikan. Fitnah yang menjadikannya salah satu orang yang bersalah dan dianggap tidak layak menjadi khalifah adalah salah satu faktor yang juga mengakibatkan terbunuhnya Utsman bin Affan. Fitnah tersebut mencoreng nama baik Utsman bin Affan sebagai khalifah yang baik dan dermawan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline