Dunia internasional dikejutkan dengan terjadinya peristiwa ledakan hebat di Beirut, Lebanon. Hingga saat ini ledakan tersebut disinyalir disebabkan oleh 2.750 ton Ammonium Nitrat yang disimpan selama enam tahun di pelabuhan dan akhirnya menimbulkan ledakan hebat. Hingga saat ini, Menteri kesehatan Lebanon mengatakan jumlah korban meninggal meningkat menjadi 135 dengan korban luka sekitar 5.000 orang.
Mengenal Amonium Nitrat
Amonium nitrat memiliki rumus kimia NH4-NO3 atau kerap disederhanakan menjadi N2H4O3. "Anda tidak akan menemukan amonium nitrat di tanah," ujar Andrea Sella, profesor kimia di University College London. Hal ini dikarenakan Amonium nitrat merupakan senyawa sintetis yang dibuat dengan mereaksikan ammonia dengan asam nitrat. Senyawa tersebut memiliki wujud padatan kristal putih dan memiliki sifat sangat larut dalam air.
Senyawa N2H4O3 umumnya sering digunakan untuk meningkatkan kandungan nitrogen pada pupuk pertanian karena sifatnya yang cenderung stabil dalam sebagian besar kondisi. Senyawa ini juga dipilih karena harganya yang relatif murah dibandingkan sumber nitrogen lainnya. Namun disamping harganya yang murah, senyawa ini harus disimpan dalam kondisi yang aman karena mudah meledak apabila tersulut api terlebih lagi dalam jumlah besar. Ledakan terjadi karena ammonium nitrat sangat cepat terurai menjadi nitrogen oksida dan uap air, sehingga senyawa ini kerap dijadikan komponen campuran peledak dalam konstruksi pertambangan.
Dikutip dari BBC, ketika bahan ini sudah meledak maka dapat melepaskan gas toksis termasuk nitrogen dan amonia. Di Indonesia, amonium nitrat merupakan bahan kimia yang pemasukannya diatur dengan ketentuan larangan atau pembatasan sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 230/MPP/KEP/7/1997.
Dampak Jangka Panjang Ledakan
Ledakan Amonium Nitrat yang terjadi membentuk gumpalan asap berbentuk seperti Jamur. Menurut Andrea Sella, profesor kimia di University College London, asap tebal tersebut disebabkan oleh gelombang kejut supersonik yang bergerak di udara dan terkompresi. Udara mengembang dengan cepat dan mendingin tiba-tiba serta air mengembun yang menyebabkan munculnya awan.
"Jika Anda melihat asap yang berasal dari ledakan itu adalah warna merah darah semacam ini itu karena polutan udara nitrogen oksida di dalamnya," kata da Silva dilansir dari The Guardian, Rabu (05/08/2020). Ledakan ini dapat menimbulkan efek terurainya bahan kimia di udara dengan cepat, kemudian polutan yang tersisa dapat menimbulkan efek jangka panjang seperti hujan asam.
Pada tahun 1947, peristiwa yang dikenal dengan Texas City Disaster pernah terjadi dan serupa dengan ledakan di Beirut. Pada peristiwa tersebut, sekitar 2.300 ton ammonium nitrat meledak dan menewaskan sekitar 500 orang. Potensial dampak yang terjadi pada ledakan Beirut akan lebih besar daripada dampak yang ditimbulkan oleh ledakan dari peristiwa Texas City Disaster.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H