Lihat ke Halaman Asli

Aulia Choirunisa

mahasiswa Universitas Sebelas Maret

Pelatihan Batik Ecoprint sebagai Program SDGs Kampus Mengajar di SMP Negeri 2 Tawangmangu

Diperbarui: 30 Juli 2023   06:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dokumen pribadi

Salah satu tujuan kampus mengajar adalah menyukseskan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs. Tujuan ini diaplikasikan dalam rangkaian program kerja mahasiswa di sekolah penempatan. Hal inilah mendukung tim saya untuk melaksanakan pelatihan batik ecoprint sebagai program Sustainable Development Goals (SDGs) di sekolah penempatan yaitu SMP Negeri 2 Tawangamangu.

Ecoprint sendiri merupakan teknik pembuatan motif batik dengan menggunakan bahan alam/tumbuhan seperti daun atau bunga. Tumbuhan yang biasa digunakan yaitu daun jati, daun jambu biji, daun karsen, daun mahoni, daun mengkudu, dan lain-lain. Ketersediaan bahan baku pembuatan batik yang melimpah di daerah tawangmangu mendukung pelaksanaan kegiatan ecoprint. Selain itu, teknik ini terbilang sederhana karena dalam pembuatannya tidak memerlukan keahlian khusus sehingga peserta didik mampu melakukan praktik langsung.

Sebelum melaksanakan kegiatan ecoprint kami melakukan koordinasi dengan DPL (Dosen Pembimbing Lapangan), guru pamong, dan kepala sekolah. Guru dan karyawan turut mendukung kegiatan tersebut karena berdampak positif bagi siswa. Selain itu, melalui praktik langsung bukan hanya memberikan ilmu saja, tetapi juga keterampilan kepada siswa.

Pembuatan batik ecoprint dilakukan oleh seluruh siswa SMP Negeri 2 Tawangmangu, yang dilaksanakan di ruang keterampilan karena membutuhkan tempat yang luas dan mampu menampung banyak siswa. Pelaksanaan kegiatan diawali dengan demonstrasi pembuatan batik ecoprint oleh mahasiswa, dilanjutkan dengan praktik langsung oleh siswa. Adapun tahapan pembuatan batik ecoprint dimulai dengan penataan kain, penataan daun/bunga, proses pounding (teknik memukul tanaman untuk memunculkan corak warna), pelepasan tanaman dari kain, pencucian kain dengan tawas, dan pengeringan.

Sumber : dokumen pribadi

Antusisme siswa terlihat jelas ketika proses pembuatan batik berlangsung. Siswa aktif bertanya kepada mahasiswa terutama pada proses pounding, kamipun membantu membimbing dalam proses pembuatan batik agar menghasilkan karya yang baik. Dengan bantuan guru untuk mengondisikan siswa sehingga kegiatan ecoprint berlangsung dengan lancar.

Demikianlah pelaksanaan pelatihan batik ecoprint sebagai program SDGs dalam pelaksaan kampus mengajar di SMP Negeri 2 Tawangmangu. Semoga artikel ini dapat menginspirasi sobat merdeka dalam menyusun rangkaian program kerja kampus mengajar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline