Lihat ke Halaman Asli

Aulia Putri

Mahasiswa

Pemikiran Filosof Modern Perancis Pierre Bourdiue

Diperbarui: 1 November 2022   10:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam vidio youtube mengenai Bourdiu yaitu seorang filosof modern Prancis yang sangat populer tentang postmodernisme. Ia lahir pada 1 Agustus 1930. Bourdieu juga dikenal karena filsafat sosial dan sosiologinya. Ia meninggal pada 23 Januari 2022. Ilmu Bourdieu sering disebut sebagai critical sosiology atau strukturalisme genetik. Distinction karya Bourdieu, sebuah kritik sosial terhadap penilaian selera. Ini disebut buku paling dahsyat urutan keenam di dunia sosiologi dan urutan kesepuluh di dunia filsafat. Pemikirannya dipengaruhi oleh Wittgenstein, Marleauponty, Husseri, Karl Marx, Weber, Durkheim, dll. Bourdieu memiliki seorang istri dan dia memiliki 3 anak dari pernikahannya.

Di usia muda, kelemahan Bourdieu adalah dia tidak bisa berbicara dengan jelas, tetapi ketika dia diminta untuk berbicara sebelum presentasi bisa dengan jelas, bahkan teman-temannya bingung. Bourdieu juga mengikuti wajib militer di Aljazair, tetapi kembali dengan seorang filsuf. Ia dikagumi oleh teman-temannya di kampus karena kecerdasannya. Filsuf yang membahas teori dan teori sosial yang membumi tetapi istilah-istilahnya sangat ilmiah sangat filosofis tetapi setelah dijelaskan sepertinya dia benar-benar berbicara tentang kehidupan kita sehari-hari. Bourdieu berbicara tentang PRAKSIS SOSIAL. Praksis sosial merupakan hasil dialektika antara internalisasi eksterior dan eksternalitas interior. Internalisasi eksterior merupakan internalisasi yang dialami dan diamati dari luar aktor sosial. Sedangkan eksternalisasi interior adalah pengungkapan segala sesuatu yang telah terinternalisasi dan menjadi bagian dari aktor sosial itu sendiri.

Dalam membentuk dunia dalam seseorang, yang menginternalisasi dan mengeksternalisasi, membentuk nama habitus. Sedangkan dunia luar yang terinternalisasi dan menjadi sasaran eksternalisasi disebut arena. Di dunia kita hidup dengan habitus dalam suatu arena, apa yang kita lakukan dalam suatu arena menurut habitus ditentukan oleh modal (capital) yang kita miliki. Habitus adalah nilai-nilai sosial yang dihayati oleh masyarakat dan tercipta melalui proses sosialisasi nilai yang berlangsung lama sehingga menjadi mapan dalam pola pikir dan perilaku yang menjadi menetap dalam diri manusia. Habiatus memiliki dampak besar pada seseorang, hingga mempengaruhi tubuhnya. Habitus yang tertanam kuat dan diekspresikan dalam perilaku tubuh disebut hexis.

Faktor kedua yang diperlukan adalah modal (kapital), Kapital adalah modal yang memungkinkan kita memperoleh peluang dalam hidup. Jenis modal tersebut adalah modal ekonomi, sosial (hubungan), budaya (status), simbolik (mobil). Seperti contoh misalnya seseorang yang memiliki habitus ingin menjadi dosen yang membutuhkan buku untuk menjadi dosen, maka modal yang dibutuhkannya harus memiliki buku-buku, mengumpulkan modal ini bisa masuk arena. Arena adalah ruang khusus dalam masyarakat. Ada beberapa jenis arema, seperti arena pendidikan, ekonomi, seniman, dan politik. Jika seseorang ingin sukses dalam suatu arena, maka membutuhkan habitus dan modal yang tepat. Dalam praksis sosial ini ada 3 rumus yang terdiri dari HABITUS + KAPITAL + ARENA. Jika memiliki habitus yang tepat, kapital yang paling banyak, dan arena yang tepat maka seseorang ini bisa sukses.

Dengan adanya habitus, modal, dan arena inilah lahir nama dominasi simbolik. Dominasi simbolik adalah penindasan melalui penggunaan simbol-simbol. Penindasan ini tidak dirasakan sebagai penindasan, tetapi sebagai sesuatu yang biasanya perlu dilakukan. Artinya penindasan telah mendapat persetujuan dari pihak yang tertindas itu sendiri. Konsep penindasan simbolik ini mudah terlihat dalam konsep pengawasan panoptik. Habitus, lalu modal, dan arena pasa selanjutnya ditentukan oleh dominasi simbolik.

Dalam mekanisme dominasi simbolik ini, akan berujung pada Doxa. Doxa adalah pendapat penguasa, dianggap sebagai pendapat masyarakat secara keseluruhan. Rakyat tidak lagi memiliki sikap kritis terhadap pandangan penguasa. Doxa menunjukkan bagaimana penguasa dapat memperoleh, mempertahankan, dan mengembangkan kekuasaannya dengan bermain dengan simbol-simbol yang telah berhasil menyerang pikiran yang dikuasai, sehingga memungkinkan mereka bersikap kritis kehilangan sikap terhadap penguasa. Pihak yang dikuasi melihat dirinya sama dengan penguasa. Mereka tertindas, tetapi mereka tidak pernah benar-benar merasa tertindas karena mereka hidup di dalam Doxa. Dimasukkannya doxa ini dalam penguasaan simbolik bahasa, bahasa bukanlah sarana komunikasi yang netral dan tidak penting. Bahasa adalah simbol kekuasaan. Dalam bahasa tersembunyi, dominasi simbolik dan struktur kekuasaan ada di masyarakat. Tata bahasa yang digunakan seseorang mencerminkan kelas sosial ekonominya dalam masyarakat.

Gagasan Bourdieu yang banyak disebut-sebut adalah sosiologi pendidikan (sosiology of education). Menurut Bourdieu, pendidikan adalah proses memulihkan dominasi sosial yang sudah ada sebelumnya. Pendidikan menutup pintu bagi orang-orang yang tidak memiliki habitus maupun modal dalam belajar. Dan orang-orang yang ditolak biasanya adalah kalangan bawah yang tidak memiliki habitus atau modal untuk kuliah. Pengajaran moral, yang terpenting bukanlah apa yang diceramahkan, tetapi apa yang tidak diucapkan hanya ditampilkan dalam perilaku sehari-hari. Pengajaran akhlak yang baik tidak datang dari perintah dan larangan, tetapi dari sastra. Dalam karya sastra, orang bebas memilih tokoh mana yang menjadi favoritnya, tokoh tersebut harus memiliki kualitas kepribadian yang khas agar orang menyukainya. Ada kebebasan dalam memilih contoh teladannya. Jadi, menurut Bourdieu, lebih baik membangun arena yang baik untuk pengajaran moral agar habitus yang baik lahir dengan model yang baik. Dalam masyarakat, hasil dominasi simbolik biasanya dua hal yaitu, pembedaan (distinction) dan perlawanan (resistance).

Distinction adalah pembedaan yang dilakukan seseorang untuk menunjukkan kelasnya dalam masyarakat. Biasanya pembedaan dilakukan dari ekonomi kelas menengah keatas untuk menunjukan status khas mereka dibandingkan dengan ekonomi kelas bawah. Menurut Bourdieu, jika kelas menengah ke bawah melakukan hal yang sama. Namun, menurutnya, aksi tersebut bukanlah pembedaan, melainkan bentuk perlawanan. Jadi ketika datang dari atas, mengambil
posisi untuk pengakuan dianggap suatu pengakuan (distiction). Dan jika datang dari kelas menengah atau bawah, seperti memakai pakaian anti kemapanan, itu disebut (resistance).

Perubahan sosial dihasilkan dengan perlawanan dan perbedaan. Perubahan sosial dilakukan ketika orang memiliki habitus, modal, dan kemampuan untuk mengontekstualisasikannya dalam sebuah arena. Persaingan selalu menjadi arena konflik antar individu atau kelompok yang berusaha mempertahankan atau mengubah distribusi bentuk modal tertentu dengan diperlukan pola strategi. Dalam konsep Bourdieu, strategi adalah sesuatu yang mengarahkan tindakan, tetapi bukan sekadar hasil dari rencana sadar yang dikendalikan oleh aktor, juga bukan sekadar hasil dari sesuatu yang mekanis di luar kesadaran. Beberapa jenis strategi menurut Bourdieu, yaitu :

  • Strategi Investasi Biologis
  • Strategi Suksesif
  • Strategi Edukatif
  • Strategi Investasi Ekonomi
  • Strategi Investasi Simbolis

Menurut Bourdieu, selera sesuatu yang tidak alami. Ini bukan "pilihan" yang bebas dan Itu bukan “hak” prerogatif individu. Selera adalah produk konstruksi sosial, terutama dibentuk oleh pendidikan dan pengasuhan, serta selera berfungsi sebagai penanda status sosial. Legitimate tate & populer taste merupakan 2 jenis selera. Legitamare taste adalah selera yang telah dibiasakan melalui konsep formal, seperti contoh bahan ajar sekolah. Sedangkan populer taste adalah selera yang berkembang secara alami dari paparan kehidupan sehari-hari, seperti: konser musik dan film.

Apa yang ada di dalam diri seseorang dibentuk oleh masyarakat, meskipun pada akhirnya seseorang juga akan membentuk masyarakat melalui eksternalisasinya, oleh karena itu kontribusi utama Bourdieu adalah Kebenaran Rasional. Hal yang dihadapi Bourdiue adalah pertarungan perspektif tentang faktor dominan dalam realitas. Seperti misalnya, marxisme tidak bisa menjelaskan faktor dan motivasi orang untuk bunuh diri kecuali menyebutnya sebagai efek kemiskinan struktural. Dengan menggunakan teknik penalaran relasional, itu berarti seseorang tidak jatuh ke dalam satu cara penalaran tunggal atau kecenderungan determinisme absolut tentang sesuatu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline