Lihat ke Halaman Asli

Aulia TsaqifaNafiroh

Mahasiswa 23107030088 UIN Sunan Kalijaga

Explore Vredeburg: Dari Kolonial ke Digital?!

Diperbarui: 27 Mei 2024   01:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Museum Benteng Vredeburg di Yogyakarta, atau yang sering disebut Vredeburg Jogja, adalah salah satu destinasi wisata sejarah yang paling populer di kota ini. Setelah menjalani renovasi besar-besaran, Vredeburg kini hadir dengan wajah baru yang lebih menarik dan edukatif. Kunjungan ke museum ini menawarkan pengalaman yang mendalam tentang sejarah Indonesia, khususnya masa penjajahan Belanda dan perjuangan kemerdekaan. Berikut adalah panduan menarik tentang apa yang bisa Anda harapkan saat mengunjungi Vredeburg Jogja setelah renovasi.

Sejarah Singkat Benteng Vredeburg


Benteng Vredeburg dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1760 dengan tujuan mengawasi kegiatan Keraton Yogyakarta dan mencegah pemberontakan. Nama "Vredeburg" sendiri berarti "Benteng Perdamaian", meskipun tujuan utamanya lebih sebagai simbol kekuatan dan kontrol. Setelah Indonesia merdeka, benteng ini dialihfungsikan menjadi museum yang menyimpan berbagai koleksi dan diorama tentang perjuangan bangsa Indonesia.

Wajah Baru Vredeburg

Renovasi yang dilakukan pada Benteng Vredeburg tidak hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga menambahkan berbagai elemen interaktif dan modern untuk meningkatkan pengalaman pengunjung. Berikut beberapa perubahan dan tambahan yang bisa dinikmati:

1. Fasilitas yang Ditingkatkan: Bangunan dan area sekitar museum telah diperbaiki untuk memberikan kenyamanan lebih bagi pengunjung. Jalur pejalan kaki diperlebar, fasilitas parkir diperbaiki, dan area taman dipercantik untuk memberikan suasana yang lebih asri dan nyaman.


2. Teknologi Interaktif: Salah satu fitur baru yang paling menarik adalah penggunaan teknologi interaktif. Pengunjung sekarang dapat menggunakan aplikasi mobile yang menyediakan tur audio dan augmented reality (AR). Dengan AR, pengunjung dapat melihat rekonstruksi digital dari benteng pada masa lalu, yang membuat pengalaman lebih hidup dan mendalam.

3. Diorama dan Pameran Baru: Koleksi diorama yang menggambarkan berbagai peristiwa sejarah penting telah diperbarui dengan tambahan pameran baru yang lebih detail dan informatif. Diorama ini menampilkan adegan-adegan penting dalam sejarah Indonesia, mulai dari masa penjajahan hingga perjuangan kemerdekaan.

4. Galeri Multimedia: Vredeburg kini memiliki galeri multimedia yang menampilkan film pendek dan dokumenter tentang sejarah Yogyakarta dan Indonesia. Galeri ini dilengkapi dengan layar lebar dan sistem suara berkualitas tinggi, memberikan pengalaman sinematik yang mengesankan.

5. Ruang Edukasi dan Workshop: Untuk menarik minat pengunjung muda, museum ini juga menyediakan ruang edukasi dan workshop. Di sini, pengunjung bisa mengikuti berbagai kegiatan seperti kelas sejarah, lokakarya seni, dan diskusi interaktif tentang sejarah dan budaya Indonesia.

Pengalaman Mengunjungi Vredeburg

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline