Lihat ke Halaman Asli

August Munar

Pria yang siap menjadi sahabat, trainer, terapist, coach, counsulting, ghost writer

Pentingnya Hypnoparenting bagi Keluarga

Diperbarui: 25 Oktober 2022   14:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

PENTINGNYA HYPNOPARENTING BAGI KELUARGA

Oleh : August Munar

Kebanyakan orangtua pun biasanya mempelajari hal ini secara otodidak. Ada banyak sekali metode pengasuhan anak yang dijelaskan di buku-buku maupun seminar. 

Nah, dari sekian banyak metode, ada sebuah teknik pengasuhan bernama hypnoparenting, yang mana masih cukup jarang dikulik. Apa itu hypnoparenting dan seperti apa metodenya?

Hypnoparenting adalah metode pengasuhan anak dengan menerapkan teknik hipnosis di dalamnya. Dengan kata lain, orangtua memberikan sugesti kepada anak agar dia melakukan hal-hal positif. Hipnosis yang digunakan di sini bukanlah seperti apa yang sering dilihat di program TV, melainkan hipnosis sebagai sebuah teknik untuk meningkatkan konsentrasi secara verbal maupun gambaran mental.

Secara bahasa, hypnoparenting adalah satuan kata yang terdiri dari dua kata hypnosis dan parenting. Suatu metode yang dilakukan untuk memberikan sugesti positif (hypnosis) yang dilakukan orangtua kepada anaknya berkaitan dengan perkembangan anak dan pendidikan anak.

Hypnoparenting juga efektif untuk mengatasi masalah-masalah anak mama. Umumnya hypnoparenting sering diterapkan pada anak untuk mengatasi masalah berikut:

  • Ngompol,
  • gangguan tidur seperti mengigau di malam hari,
  • trauma pada hewan atau benda tertentu.  

Ketika anak mendapatkan sugesti dari orangtuanya secara berulang-ulang, pikiran anak akan lebih tenang sehingga apapun saran yang dikatakan oleh orangtua lebih mudah diterima, termasuk dalam hal belajar.

Orangtua hanya perlu memberikan terapi dalam bentuk perkataan. Beberapa contohnya sebagai berikut:

  • Menggunakan kata positif

Ketika memberi saran kepada anak, usahakan tidak menggunakan kata-kata negatif seperti "jangan" atau "tidak".

Kalimat negatif: "Ayo rajinlah belajar supaya kamu tidak bodoh".

Kalimat positif: "Ayo rajinlah belajar supaya kamu menjadi pintar".

Nada bicara yang kamu gunakan pun tidak boleh tinggi. Katakan kalimat positif tersebut secara halus sambil merangkulnya atau menatap matanya. Orangtua pun harus menyampaikan sugesti kepada anak dalam kondisi emosi yang stabil agar lebih efektif. Jika kamu sedang marah, sebaiknya atur dulu emosi kamu dengan cara mengatur napas.

  • Membisikkan kalimat positif

Temani anak menjelang dia tidur atau saat dia mulai mengantuk. Pasalnya dalam fase ini, kondisi otak anak sudah tenang. Ini adalah waktu yang tepat untuk menyampaikan sugesti positif, baik dalam bentuk saran atau cerita.

Nantinya perkataan kamu akan diterima dan direkam oleh pikiran bawah sadar, sehingga secara tidak langsung dapat mengontrol perilakunya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline