Lihat ke Halaman Asli

Aufa Riza

Mahasiswa

Deikonia 1588

Diperbarui: 30 Juni 2024   18:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foodie. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dipesisir Aceh tepatnya sebuah monumen sejarah kupiah meukeutop yang menjadi landmarknya kota Meulaboh. Kota yang dijuluki dengan kota sufi telah menyimpan banyak kisah, menampung banyak suka dan duka. Detik demi detik, hari demi hari, masa demi masa telah berlalu, generasi demi generasi tetap terus bertumbuh. Pergeseran gaya hidup, kebudayaan, adat istiadat pun seakan tak terelakkan, ikut tergerus menyesuaikan keadaan zaman.

Diantara jejeran cafe yang berdiri disepanjang pinggiran pantai batee puteh tampak satu kedai kupi yang memiliki gaya yang berbeda dari bangunan-bangunan yang ada di sekelilingnya. Terlihat tidak seramai cafe disekelilingnya. Namun kedai ini memiliki cerita yang unik.

Owner yang sering disapa dengan bang Helmi telah mendirikan sebuah kedai yang menjadi tempat untuk sekumpulan seniman dan penggerak budaya di Aceh Barat berkumpul. Sering kali tempat itu dijadikan tempat diskusi dan tempat memikirkan ide kreatif.

Bang Helmi mengatakan untuk membuka kedai kupi itu butuh waktu tiga tahun lebih. Ia ingin menjadikan kedai kupinya sebagai mini galeri untuk dirinya dan bisa di lihat dan di gunakan sebagai tempat melahirkan karya-karya yang hebat.

Kedai ini tidak menyediakan akses internet dan tempat duduk yang  dijejer dan memenuhi halaman seperti cafe yang lainnya. Ini bertujuan agar setiap orang yang duduk disana memang mengisi waktunya dengan berdiskusi dan juga bersantai sambil menikmati menu kopi dan makanan tradisional khas Aceh.

Kopi yang disediakan di kedainyapun sangat beragam. Alasan mengapa butuh waktu lama untuk membuka kedai tersebut adalah dikarenakan proses pencarian biji kopi dan resep makanan yang memerlukan riset selama itu. Bang Helmi mengatakan telah mengumpulkan dan mencari biji-biji kopi yang ada di Aceh ini untuk kemudian di sediakan dalan menu kedai kupi kita.

Selain sebagai pemilik kedai kupi, bang Helmi juga bergerak aktif sebagai penulis. Ia turut mengajak anak-anak muda untuk menyalurkan ide kreatif mereka dalam bentuk tulisan dan kemudian dikreasikan menjadi sebuah baju sablon dengan kata-kata mutiara yang menginspirasi.

Bang Helmi juga memiliki percetakan dan mencetak buku-bukunya secara probadi, karena menurutnya menulis adalah salah satu bentuk upaya manusia untuk merekam jejak. "setidaknya lebih dari tujuh hari nama kita masih bisa diingat" ucapnya.

Dengan kepribadian yang sangat ramah ia menyambut para pengunjung termasuk saya yang saat itu datang berkungjung. Kami menghabiskan waktu sambil bercerita dan mengingat masa-masa dulu sambil memberikan  motvasi kepada saya. Saat ini kebutuhan saya berkunjung adalah untuk melakukan sebuah wawancara sebagai pemenuhan tugas kuliah yang sedang saya garap.

Tempat yang teduh dengan suasana pantai yang sunyi menambah kenyamanan untuk berlama-lama di kursi kayu dengan secangkir kopi hitam dan kacang yang menjadi pelengkap.

Saya sangat senang bisa berkunjung ke kedai kupi Deikonia 1588. Selain tempatnya yang nyaman sangat cocok menjadi tempat untuk berhenti sejenak meninggalkan keriuhan gedjet dan hal didalamnya, dan mulai melamun dan memikirkan ide kreatif. Ditambah dengan bang Helmi yang sangat bersemangat bercerita dan menuangkan kisah-kisah inspiratif dari jejak ulama di Aceh Barat sebagai bahan renungan dan juga motivasi untuk saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline