Di era sekarang ini, kebutuhan seseorang untuk menggunakan gawai semakin besar. Gawai bukan lagi dipandang sebagai alat komunikasi semata, melainkan sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Ketergantungan masyarakat pada gawai diperparah dengan adanya pandemi beberapa tahun belakangan ini yang mengharuskan kegiatan-kegiatan diubah formatnya menjadi dalam jaringan. Maraknya penggunaan gawai tentunya memberikan dampak positif maupun negatif. Salah satunya dalam manajemen komunikasi keluarga dengan anak remaja, karena tidak sedikit remaja yang mulai kecanduan gawai. Riset yang dilakukan Kominfo dan UNICEF pada 2014 mengungkapkan data bahwa 79,5% remaja Indonesia merupakan pengguna internet. Dengan demikian, penting bagi kita untuk mengetahui dampak dan cara penggunaan teknologi informasi, terutama gawai, dalam manajemen komunikasi keluarga dengan anak remaja.
Kehidupan modern manusia telah mengubah hal sulit menjadi lebih mudah dilakukan. Salah satunya adalah bidang informasi dan komunikasi. Hadirnya teknologi dan perkembangannya yang begitu pesat membuat kehidupan jaman sekarang tidak terlepas dari salah satu wujud teknologi tersebut yakni gawai. Awal mulanya, gawai hanya digunakan untuk membantu orang-orang tertentu dalam menyelesaikan tugasnya, namun kini gawai telah digunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari hampir di seluruh kalangan usia. gawai mempermudah masyarakat untuk mengirim dan menerima informasi lintas kota, bahkan lintas negara.
Menurut Fitriana et al. (2020), perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti gawai memiliki pengaruh terhadap interaksi sosial seseorang termasuk dengan keluarganya. Kalangan yang paling terpengaruh dengan perkembangan ini adalah remaja. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Kominfo tahun 2014, terdapat sekiranya tiga puluh juta remaja di Indonesia termasuk ke dalam pengguna internet aktif. Waktu yang digunakan oleh remaja untuk bermain gawai berkisar lima hingga tujuh jam per hari, hal ini membentuk fenomena berupa banyaknya remaja yang menjadi ketergantungan terhadap gawai (Fitriana et al. 2020). Ketergantungan ini kemudian menimbulkan perubahan terhadap sikap remaja. Selain menolak untuk bersosialisasi, ketergantungan terhadap gawai juga menyebabkan remaja menjadi sering bermalas-malasan dan sering memberontak.
Ketergantungan terhadap pemakaian gawai tentu membawa dampak pada manajemen komunikasi keluarga dengan anak remaja, baik dampak positif maupun negatif. Hasil wawancara kami menunjukkan bahwa teknologi informasi memudahkan responden untuk berkomunikasi atau memberi kabar, terutama jika sedang terpisah jauh dari keluarga. Azizah (2020), menyatakan bahwa kemajuan teknologi informasi seperti internet, gawai, dan sebagainya dapat digunakan sebagai media komunikasi dari berbagai penjuru dunia. Internet yang bisa diakses oleh hampir semua orang membuat kita bisa terhubung dengan seseorang dari segala penjuru dunia. Hasil wawancara dengan responden kami yang tidak tinggal bersama anaknya menunjukkan bahwa teknologi informasi sangat memudahkan responden untuk tahu kabar anak remajanya, begitu pula sebaliknya. Piedrahita et al. (2017) berpendapat bahwa manfaat yang paling banyak diberikan oleh teknologi informasi adalah kemudahan berkomunikasi saat jarak yang jauh menjadi halangan untuk melakukan kontak secara fisik, tapi saat ini telah hadir fitur video call yang memungkinkan kita untuk melihat wajah lawan bicara walaupun dalam jarak jauh.
Apabila tidak digunakan dengan bijak, teknologi informasi dapat memberikan dampak negatif. Sebagian besar responden dari hasil wawancara kami menyebutkan bahwa penggunaan teknologi informasi menyebabkan masing-masing anggota keluarga menjadi sibuk dengan gawainya, sekalipun saat sedang kumpul bersama. Hal ini sejalan dengan penelitian Azizah (2020) bahwa kemajuan teknologi yang semula diciptakan untuk memudahkan urusan manusia, ketika urusan itu semakin mudah, maka muncul keterasingan baru, yaitu lunturnya rasa solidaritas, kebersamaan, dan silaturahmi. Contohnya penemuan televisi, komputer, internet, dan handphone telah mengakibatkan kita terlena dengan dunia layar. Layar kemudian menjadi teman setia, bahkan kita lebih memperhatikan dunia layar sekalipun ada keluarga di sekitar kita.
Hasil wawancara dengan responden kami juga mengatakan bahwa terkadang anak remaja atau bahkan orang tua terlalu asik bermain dengan gawainya sehingga berkurang waktu untuk mengobrol dan bercanda dengan keluarga. Bahkan, beberapa dari mereka terkadang tidak menanggapi panggilan dari orang tua atau anaknya ketika sedang bermain fokus. Hal ini disebabkan oleh terlalu fokusnya pada gawai yang sedang digunakkan sehingga mengabaikan panggilan dari orang-orang yang ada di dekatnya. Perilaku yang demikian tentu menyebabkan kesempatan untuk mengobrol, bercanda, atau berkomunikasi secara langsung menjadi berkurang.
Perkembangan teknologi informasi tumbuh sangat cepat. Teknologi informasi secara umum merupakan teknologi yang dapat membantu manusia membuat, menyimpan, memodifikasi, mengkomunikasikan/mentransfer informasi. Teknologi tidak hanya mencakup komputer tetapi juga telepon, televisi, peralatan rumah tangga, serta perangkat modern yang dapat dipakai. Masing-masing perangkat tersebut dapat memberikan efek positif atau negatif dalam penggunaannya menurut Alfikalia (2014). Meskipun keberadaan teknologi dapat memudahkan banyak bisnis dan pekerjaan, banyak ahli yang menyatakan bahwa penggunaan teknologi telah menciptakan ketidakseimbangan antara Internet dan kehidupan nyata.
Komunikasi merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan dan teknologi telah membantu banyak orang untuk berkomunikasi, salah satunya adalah keluarga dan remaja, dengan kapan dan dimanapun teknologi, dapat memberikan informasi bagi orang tua. Akan lebih membantu jika anak tinggal jauh dari keluarga. Jika ada sesuatu yang tidak dapat dijelaskan secara tertulis, dapat menggunakan catatan suara atau menggunakan panggilan video melalui WhatsApp atau aplikasi serupa. Sebagian besar responden mengakui bahwa teknologi digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dalam jarak jauh dan memfasilitasi komunikasi jarak jauh.
Masa remaja sebagai masa peralihan membuat seseorang yang sedang berada di masa itu tidak memiliki status yang jelas sehingga remaja menjadi masa yang penuh dengan percobaan gaya hidup dan penentuan pola perilaku. Fenomena penggunaan gawai pada anggota keluarga sangat berpotensi untuk mengubah pola interaksi sosial di dalam keluarga. Dalam hal ini, peran orang tua dan keluarga sangat penting dalam perkembangan remaja. Orang tua dan keluarga harus memberikan pendidikan dan bimbingan yang tepat dengan ajaran yang sesuai dengan norma-norma yang baik.
Oleh: Aulia Agustianti Fauziah, Aufa Nur Zahrona, Ayunda Apselia, Dhia Nur Sabrina, Chandrika Tantiana Dewi
Dosen Pengajar: Dr. Megawati Simanjuntak, S.P., M.Si., Dr. Ir. Lilik Noor Yuliati, M.FSA, Ir. Moh. Djemdjem Djamaludin, M.Sc