Lihat ke Halaman Asli

Hakikat Pengetahuan

Diperbarui: 27 April 2021   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memahami hakikat pengetahuan (inaki del olmo/unsplash)

Terdapat beberapa aliran tentang hakikat pengetahuan :

-IDEALISME  

Perspektifnya, rasio atau pikiran merupakan satu satunya sumber dan Jaminan, dengan kata lain pengetahuan tentang sesuatu telah ada dalam ide / rasio / akal budi. Dan itulah pengetahuan yang sebenarnya atau hakiki.

-EMPIRISME 

Perspektifnya, pengetahuan didapat berdasarkan pengalaman. Apa yang dialami dan yang telah dialami itulah pengetahuan. Termasuk pengalaman Inderawi yang menjadi salah satu penentu bagi terbentuknya pengetahuan. 

-POSITIVISME 

Persfektifnya, semua pengetahuan harus didasarkan dan dinyatakan oleh pengalaman dan terbukti secara empiris. Atau berdasarkan fakta. 

-PRAGMATISME

Suatu pengetahuan dapat dikatakan benar manakala dapat diaplikasikan diberbagai perkara kehidupan manusia. Dan tidak dapat dikatakan benar jika hanya terpaut pada objektif atau subjektif belaka. 

              Di dalam Filsafat Islam, para filsuf muslim lebih kepada pengakuan potensi dan eksistensi daripada akal dan inderawi untuk mengetahui hakikat segala sesuatu termasuk pengetahuan. Mereka tidak mendewakan akal dan inderawi karena pengetahuan hakikatnya datang dari Allah SWT. adapun potensi yang dimaksud demikian kebenaran nya bersifat subjektif dan sementara. Karena nya harus di implementasikan sesuai dengan petunjuk Al Qur'an dan Sunnah. 

              Dapat dikatakan bahwa secara potensial manusia mampu menemukan kebenaran meskipun hakikat yang diperolehnya sangat terbatas pada potensi nya. Yang notabene potensi setiap individu itu berbeda beda dan kebenaran yang diperolehnya pun berbeda beda. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline