Kasus video viral Popo Barbie yang berbuat tak senonoh dengan patung telah menggemparkan media sosial dalam beberapa hari terakhir.
Video durasi 21 detik tersebut menyebar luas di Twitter dan platform media sosial lainnya, sehingga akhirnya polisi turun tangan dan menetapkan tersangka pada tanggal 3 Juli 2023.
Popo Barbie, yang sebenarnya bernama Emboy Yasandra, adalah seorang TikToker dan selebgram asal Kerinci, Provinsi Jambi. Dalam konferensi pers yang digelar, Popo Barbie dengan jujur mengungkapkan alasan di balik pembuatan video tersebut.
Menurutnya, faktor ekonomi menjadi dorongan utama, dengan banyak cicilan yang harus dibayarkan. Dia juga mengakui bahwa video tersebut dibuat dengan sadar untuk mendapatkan pengikut, penonton, dan endorsement yang dapat meningkatkan popularitasnya.
Namun, perilaku Popo Barbie dalam video ini memunculkan pertanyaan serius mengenai integritas dan moralitasnya sebagai seorang konten kreator.
Tindakan tersebut tidak hanya melanggar norma-norma sosial, tetapi juga meresahkan dan mengganggu masyarakat. Sebagai seorang figur publik, Popo Barbie seharusnya menjadi contoh yang baik dan bertanggung jawab dalam tindakan serta kontennya.
Dalam era digital dan media sosial, popularitas dan jumlah pengikut sering kali dianggap sebagai ukuran keberhasilan. Namun, penting bagi kita untuk tidak mengorbankan etika dan nilai-nilai yang baik dalam upaya mencapai popularitas semata.
Popo Barbie mungkin berpikir bahwa tindakan kontroversial seperti ini akan meningkatkan jumlah pengikutnya, tetapi ia seharusnya menyadari bahwa dampak negatif jangka panjang dapat membayangi karirnya.
Selain itu, penyalahgunaan media sosial untuk tujuan pribadi dan komersial tidak dapat dibiarkan tanpa konsekuensi. Polisi telah menetapkan Popo Barbie sebagai tersangka, dan ini harus dijadikan pembelajaran bagi kita semua bahwa tindakan yang melanggar hukum dan norma sosial tidak akan luput dari pengawasan dan tindakan penegak hukum.
Dalam hal ini, penting bagi kita sebagai pengguna media sosial untuk lebih bijaksana dalam menyikapi konten yang kita tonton dan bagikan.