Lihat ke Halaman Asli

ilham aufa

Wiraswasta, Penulis Lepas

Sabda Demi Toleransi: Larangan di Kudus tentang Sembelih Sapi

Diperbarui: 22 Agustus 2018   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sunan Kudus duduk bersila. Di hadapannya, para murid berkumpul, khusuk mendengarkan. Menurut santri kawitan, yakni murid yang telah lama mendampingi kanjeng Sunan, akan ada pengumuman penting di aula.

"Angger-anggerku. Anak-anakku semua," Sunan Kudus Ja'far Shodiq memulai pendawuhannya.

"Hidup berdampingan dengan seluruh warga Tajug mestilah saling tepo seliro. Laku Andhap asor dan sikap saling menghormati haruslah menjadi pegangan kita. Begitulah Kanjeng Rasul memerintahkan kepada kita," lanjut Sunan Kudus.

Tajug adalah nama lama daerah yang kini bernama Kudus. Letaknya di sebelah barat sungai gelis yang membelah kotapraja.

"Masih banyak saudara-saudara masih meyakini dengan kuat tradisi lama, meski pelan-pelan sudah berpindah keyakinan bersama kita." Sunan Kudus menatap satu per satu muridnya, seperti mengabsen perhatian semua muridnya agar tak terlewat saat dia berbicara.

Para murid sunan Kudus kebanyakan adalah putra mahkota dan anak-anak para pembesar kerajaan. Banyak pula putra adipati di wilayah kekuasaan Demak dan Majapahit. Juga utusan dari negeri sebrang.

"Agar tak mengganggu perasaan mereka yang masih belum sepenuhnya kuat, dan juga memberi penghormatan kepada penduduk di tempat kita belajar, saya akan memberi wasiat untuk dijalankan," ucapnya penuh dengan muatan hati dan perasaan.

"Mulai hari ini, saya memerintah kepada seluruh anak cucuku yang tinggal di sekitaran Tajug dan kotapraja di lereng Muria selatan untuk tidak memotong Sapi. Apapun alasan maupun niatnya demi ketentraman bertetangga. Untuk kedamaian bersama," tegas kata itu terucap jelas.

"Inggih, Romo Kanjeng Sunan," seru seluruh muridnya tanda setuju. Suara itu menggema memenuhi aula masjid yang masih sementara direnovasi.

"Sebagai gantinya, sapi kurban dan kebutuhan daging lainnya diganti dengan penyembelihan Kerbau," kata Sunan Kudus hendak mengakhiri majlis pengajian.

"Bukan berarti saya mengharamkan apa yang telah dihalalkan oleh Nabi kita. Justru, Nabi memerintahkan kepada hambanya mendapatkan cara terbaik agar keyakinan kita bisa meresap sampai ke jantung para pengikutnya," kata Sunan Kudus meyakinkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline